Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Selain Sarana Dan Prasana, Wagub Serius Tiga Isu Utama Pendidikan

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy: diskriminasi terhadap marginal.
(Foto: Dokumentasi Tangerangnet.com)  
WAKIL GUBERNUR  Banten menyatakan selain menyelesaikan sarana dan prasarana pendidikan bahwa bersama dengan Gubernur Banten dirinya juga konsen terhadap tiga isu utama pendidikan di Indonesia.  Masing-masing yakni kualitas guru, sekolah yang tidak ramah anak, dan diskriminasi terhadap kelompok marginal.

"Selain sarana dan prasarana, ada tiga isu strategis pendidikan di Indonesia, termasuk Banten yang menjadi konsentrasi kami (Pemprov Banten),” ujar Wakil Gubernur (Wagub) Banten Andika Hazrumy di kediamannya belum lama ini.

Wagub menjelaskan kualitas guru yang rendah disebabkan rasio ketersediaan guru, khususnya di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). “Berdasarkan hasil uji kompetensi guru baru-baru ini menunjukkan nilai di bawah standar. Itu tidak sebanding dengan anggaran yang dialokasikan untuk gaji guru. Oleh karena itu, langkah kita akan meningkatkan kualitas guru dengan berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi,” tandasnya.

Bukan hanya itu,  Wagub menyebutkan persoalan yang juga harus menjadi perhatian di dunia pendidikan, yakni menciptakan lingkungan sekolah yang ramah anak. Ia berharap tidak ada lagi persoalan kekerasan di sekolah, baik fisik maupun non fisik. Ia juga menginstruksikan kabupaten dan kota di Banten juga berperan aktif dalam mengkampanyekan stop kekerasan, di lingkungan sekolah.

“Baik kekerasan guru terhadap siswa, siswa terhadap guru, sesama siswa wali murid kepada guru, pelecehan seksual dan tawuran antarsekolah. Mudah-mudahan kampanye “stop kekerasan” dan kampanye lingkungan ramah anak ada progres hingga 2 sampai 3 tahun ke depan,” harapnya.

Untuk persoalan ketiga, yakni akses pendidikan bagi kelompok marginal. Ia menegaskan bahwa dirinya bersama dengan Wahidin Halim berkomitmen untuk memberikan pemerataan pendidikan terhadap masyarakat di wilayah Banten.

“Sehingga tidak lagi ada kasus warga Banten tidak mendapatkan akses sekolah. Baik kelompok difabel, anak di penjara, anak jalanan, anak keluarga miskin. dan kelompok marginal lainnya,” terangnya.

Sementara Kepala Dindikbud Provinsi Banten Engkos Kosasih mengatakan sebanyak 23.796 guru dan guru sekolah berkebutuhan khusus 951 orang guru di Provinsi Banten akan diberikan tujuh program peningkatan kualitas.

"Untuk meningkatkan kualitas pendidik di Provinsi Banten kita menyiapkan banyak program pelatihan, Bimtek dan Diklat bagi guru pada tahun 2017 ini, kita punya sekitar 7 program utama,"  paparnya.

Diklat dan pelatihan tersebut, seperti Diklat peningkatan kinerja kepala SMK, Bimtek pengembangan keprofesian yang berkelanjutan (PKB) bagi kepala SMK dan Bimtek kewirausahaan.

Dengan program pelatihan dan Diklat ini diharapkan, Provinsi Banten memiliki tenaga kependidikan yang profesional dan berkualitas sehingga dunia pendidikan Banten ke depannya bisa lebih maju dan berdaya saing. (Adv-14)

Post a Comment

0 Comments