![]() |
| Pengendaraa laki-laki membonceng anak dan istri tanpa pakai helm terjaring Operasi Patuh Jaya 2025 oleh sejumlah petugas. (Foto: Istimewa) |
Lima jalur yang masuk dalam program KBM ialah Jalan Raya
Daan Mogot, Jalan Lio Baru, Jalan KH Hasyim Ashari, Jalan Maulana Hasanudin,
serta Jalan Raya Bayur.
Kasatlantas Polres Metro Tangerang Kota AKBP Nopta Histaris
Suzan mengatakan sejumlah ruas jalan tersebut dinilai kerap menimbulkan
kemacetan lantaran tingginya volume kendaraan yang melintas. Aduan masyarakat
melalui call center 110 maupun command center Polres Metro Tangerang Kota
082211110110 cukup tinggi dan mendapat respon cepat dari petugas.
"Berdasarkan hasil kajian kami terdapat lima ruas jalan
utama di Kota Tangerang yang kerap terjadi kemacetan karena mobilitas kendaraan
yang tinggi," ujar Nopta kepada wartawan, Rabu (16/7/2025).
Ruas jalur pertama yang diprioritaskan untuk bebas macet
ialah Jalan Raya Daan Mogot khususnya pada Kilometer (KM) 19, Kebon Besar, Batu
Ceper, Kota Tangerang.
Pada jalan nasional itu titik kemacetan berada pada akses
putaran balik atau u-turn yang lokasinya berada setelah Jembatan Ampera.
Kemudian untuk Jalan Maulana Hasanudin kemacetan panjang
kerap terjadi pada perlintasan rel kereta atau tepatnya di depan Stasiun Poris.
"Kemacetan pada titik ini sebenarnya saling berkaitan. Selain
lokasinya berdekatan, juga menjadi jalur perlintasan masyarakat yang hendak
beraktvitas ke Kota Tangerang ataupun menuju Jakarta Barat," ungkapnya.
Selanjutnya pada Jalan Lio Baru, konsentrasi penguraian
kemacetan berada di pertigaan akses menuju Jalan Pembangunan 1, Kecamatan Batu
Ceper.
Adapun titik utama yang akan diselesaikan masalah
kemacetannya ialah di Jalan Raya Bayur yang menjadi salah satu jalur penghubung
antara Kota Tangerang dengan Kabupaten Tangerang.
"Kemacetan yang terjadi di dua ruas jalan ini juga
saling berkaitan yaitu menjadi perlintasan utama masyarakat yang tinggal di
wilayah Cibodas, Periuk, Cadas, hingga Sepatan untuk bekerja menuju Provinsi
Daerah Khusus Jakarta (DKJ)," paparnya.
"Khusus untuk ujung Jalan Lio Baru memang kondisi badan
jalannya itu bottleneck ditambah lagi adanya pertigaan Jalan Pembangunan 1
membuat arus lalu lintas menjadi terhambat," tuturnya.
Sementara itu, Jalan KH Hasyim Ashari yang masuk dalam
program wilayah bebas macet ialah mulai dari perempatan menuju Jalan Jenderal
Sudirman sampai dengan perempatan Lampu Merah Gondrong.
Pada ruas jalur tersebut kemacetan yang terjadi disebabkan
banyaknya akses putaran balik (u-turn) yang dijaga oleh warga sekitar dalam
mengarahkan kendaraan yang ingin berputar atau biasa disebut sebagai pak ogah.
Selain itu, kepadatan arus lalu lintas juga kerap terjadi
setelah melintasi kawasan wisata Danau Cipondoh lantaran banyaknya persimpangan
menuju pemukiman masyarakat.
"Dalam menangani kemacetan pada jalur ini, kami akan
menggandeng masyarakat bekerjasama dengan polisi untuk menjadi Sukarelawan
Pengatur Lalu Lintas (Supeltas)," terangnya.
"Masyarakat yang bersedia menjadi Supeltas akan
diberikan arahan dan bimbingan dalam menghindari kemacetan saat berada di jalur
yang memiliki akses putar balik arah," ucapnya.
Nopta menjelaskan pihaknya akan menerapkan program kawasan
bebas macet tersebut secara berkala hingga satu tahun ke depan.
Pasalnya pihak kepolisian akan menerapkan metode yang
berbeda di setiap titik kemacetan yang telah ditentukan dengan melibatkan peran
Pemerintah Kota Tangerang.
"Gagasan ini, kami mulai terapkan satu per satu di
setiap ruas jalan yang telah ditentukan dengan target yakni tahun 2026
mendatang kawasan bebas macet dapat terwujud di Kota Tangerang," tuturnya.
"Karena memang pola penanganan di setiap wilayah
berbeda mulai dari penguatan personil di lapangan, perbaikan infrastruktur,
hingga akhirnya meningkatkan kesadaran masyarakat," jelasnya. (*/pur)




0 Comments