![]() |
Penanaman pohon dilakukan di ruang terbuka hijau oleh sejumlah pejabat. (Foto: Istimewa) |
Dengan menerapkan pola hidup bersih dan menggiatkan
penanaman pohon, banyak manfaat yang akan kita dapatkan seperti kita bisa
terhindar dari penyakit, udara sekitar menjadi sehat, pasokan air menjadi
terjaga serta bumi kita akan semakin hijau.
Hal tersebut dikatakan Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD
Provinsi Banten Nana Suryana yang mewakili Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al
Muktabar seusai menghadiri acara bersih-bersih Sungai Cisadane dan penanaman
150 pohon produktif di sempadan sungai yang dijadikan Ruang Terbuka Hijau atau
RTH di Cihuni, Gading Serpong, Sabtu (10/6/2023).
Acara tersebut digagas oleh PT PLN UID BANTEN bersama
Yayasan Bank Sampah Sungai Cisadane (Banksasuci) Foundation guna memperingati
hari lingkungan hidup sedunia atau World Environment Day yang biasa diperingati
setiap tanggal 5 Juni. Gerakan bersih-bersih sungai dimulai dari titik basecamp
Riverfront Edu Center Banksasuci, Cihuni, Gading Serpong, menyusuri sungai
sekitar 2,5 kilometer sampai titik RTH yang dijadikan lokasi penanaman 150
pohon.
“Kita menanam banyak pohon produktif seperti pohon mangga 50 batang, jambu 50 batang, sukun
20, dan rambutan 30 batang,” tutur Nana.
Nana mengungkapkan, Pj Gubernur Banten Al Muktabar sangat
konsen sekali pada persoalan isu lingkungan saat ini. Namun beliau menyadari,
untuk mengatasi persoalan lingkungan ini tidak bisa diselesaikan oleh
Pemerintah, dibutuhkan peran serta dari seluruh stakeholder dan masyarakat
untuk bersama-sama menggiatkan pelestarian lingkungan dengan caranya masing-masing.
“Banyak metode yang bisa dilakukan dalam menjaga kelestarian
lingkungan itu. Misalnya, dengan penanaman pohon mangrove di pinggir pantai
untuk menghindari abrasi. Bisa juga dengan melakukan pengolahan (recycle)
sampah agar semakin produktif dan bernilai ekonomi,” ucap Nana.
Dikatakan Nana, Banksasuci sudah melakukan bersih-bersih Sungai
Cisadane secara rutin setiap hari. Pada mulanya, dalam sehari itu jumlah sampah
yang dikumpulkan dari aliran Sungai Cisadane mencapai 10 ton perhari. Namun
berkat edukasi yang mereka berikan kepada masyarakat, lambat laun sudah mulai
berkurang.
“Sekarang hanya sekitar 50 kilogram. Ini sebuah gerakan yang
luar biasa, dan akan kita dorong terus,” ungkapnya.
Nana berharap dengan gerakan ini degradasi mutu lingkungan
bisa diminimalisir. Selain itu, gerakan ini sebagai salah satu upaya mitigasi
bencana alam seperti banjir bandang, longsor yang kapanpun bisa dimungkinkan
terjadi.
“Saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk
bersama-sama menggiatkan gerakan penanaman pohon dan peduli terhadap kebersihan
lingkungan sekitar,” ujarnya. (*/pur)
0 Comments