![]() |
Atlet cabang atletik terpaksa berlatih di lapangan sepakbola karena tidak ada sarana. (Foto: Bambang TR/TangerangNet.Com) |
NET - Sangat kurang pembinaan dari Pemerintah daerah
dan tidak punya fasilitas olah raga khususnya untuk cabang olah raga atletik
yang menyebabkan prestasi para atlet, atletik Kota Tangerang Selatan (Tangsel)
terus menurun dan kalah dibandingkan para atlet dari wilayah kota dan kabupaten
lainnya di Provinsi Banten.
Hal tersebut disampaikan oleh
Ketua Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Kota Tangsel Gatot Sukartono
saat TangerangNet.Com melihat langsung kegiatan latihan para atlet pada Jum'at
(17/07/2020) sore, di lapangan sekolah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan
Cendekia Serpong, BSD.
Kepada TangerangNet.Com, Gatot
Sukartono menuturkan saat ini hanya atlet atletik Kota Tangsel saja yang tidak
memiliki sarana dan prasara olah raga untuk latihan para atletnya. Karena saat
ini, hanya Kota Tangsel saja satu-satunya wilayah di Provinsi Banten yang tidak
memiliki fasilitas untuk cabang olah raga atletik.
"Dahulu untuk cabang olah
raga atletik di Provinsi Banten kita nomor satu Mas. Setiap kegiatan Porda
Banten, Kota Tangsel selalu menjadi juara umum dan banyak ditiru pola
pembinaannya sama para pelatih dan pembina atletik dari wilayah kota daan kabupaten
lainnya di Provinsi Banten. Tapi sekarang prestasinya terus menurun, kita sudah
tidak pernah lagi jadi juara umum saat digelar Porda Banten. Mental para atlet
kita jadi menurun dan kurang percaya diri dengan tidak adanya sarana dan
prasarana olah raga atletik tersebut," ujar Ketua PASI Kota Tangsel itu.
Ditambahkan oleh Gatot, atletik
merupakan induk dari semua cabang olah raga. Hebat dan tidaknya seorang atlet
apapun juga tersebut tergantung dari dasar-dasar penguasaan olah raga atletik
yang dikuasainya. Sebagai Ketua PASI Kota Tangsel yang baru meminta kepada
Pemerintah daerah maupun wakil rakyat di DPRD Kota Tangsel agar dapat
memperhatikan dan membangun keberadaan fasilitas sarana dan prasara olah raga atletik
di Kota Tangsel.
"PASI Tangsel berharap pada
Pemerintahan Walikota Tangsel yang baru nantinya akan benar-benar memperhatikan
pembangunan fasilitas sarana dan prasarana olah raga atletik di Kota Tangsel.
PASI sejak dahulu sering mengharumkan nama Kota Tangsel di berbagai ajang lomba
olah raga dan event dengan meraih banyak medali emas, baik tingkat Porda Banten
maupun event nasional. Akan tetapi hingga saat ini tidak pernah diperhatikan pembinaannya
dengan baik hingga akhirnya prestasi para atlet atletik Kota Tangsel merosot
dan tidak lagi menjadi juara umum dalam ajang Porda Banten," tuturnya.
Hal senada disampaikan oleh Kris,
salah seorang pelatih senior para atlet atletik Kota Tangel sejak jaman Kabupaten
Tangerang tersebut. Kris bersama Gatot Sukartono sejak jaman Kabupaten
Tangerang dahulu sudah melakukan pembinaan atlet-atlet atletik di wilayah yang
sekarang menjadi Kota Tangerang Selatan agar dapat berprestasi pada event olah
raga atletik Kabupaten Tangerang dahulu.
"Sudah ribuan atlet atletik
lokal maupun nasional yang terlahir dari pembinaan usia dini oleh Pak Gatot
bersama rekan-rekan pelatih lainnya dari pembinaan Kawah Candradimuka di lapangan
MAN (Madrasah Aliyah Negerired) Insan
Cendekia ini Mas. Contohnya atlet nasional Lontar Martir Syifa, bisa berprestasi
hingga tingkat Asia. Awalnya si Syifa itu berlatih di sini dan saya bersama Pak
Gatot yang melatihnya. Namun karena keterbatasan fasilitas di Kota Tangsel yang
alat Lontar Martir saja kita tidak punya di sini. Akhirnya Syifa pindah ke
Jakarta dan alhamdulillah Syifa dapat meraih prestasi hingga tingkat
Asia," tandas Kris.
Sementara itu, Yohanes Sugeng
Santoso - salah seorang dari orang tua atlet atletik Kota Tangsel mengatakan
sangat mendukung kegiatan anaknya untuk mengikuti kegiatan olah raga khususnya
di cabang atletik. Menurutnya, anak-anak pada jaman gatget sekarang sangatlah
membutuhkan kegiatan olah raga yang cukup untuk menjaamin kesehatan
tubuhnya.
"Anak saya sekolah SMP di
Strada Tangsel dan baru satu setengah bulan ini mengikuti kegiatan latihan olah
raga atletik di nomor lari 60 meter. Yang paling utama adalah dengan mengikuti
kegiatan olah raga ini, minimal dia bisa menjaga kebugaran dan kesehatan
tubuhnya dengan baik. Mudah-mudahan nantinya juga dapat berprestasi dalam
kejuaran olah raga tingkat sekolah atau U2SN di Kota Tangsel," pungkas
Yohanes, mantan karyawan harian Kompas Group tersebut. (btl)
0 Comments