Hasnaeni alias Wanita Emas. (Foto: Istimewa) |
NET - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali
mengingatkan masyarakat untuk disiplin melaksanakan social distancing selama
mewabahnya virus corona di Ibu Kota. Sebab, menurutnya cukup banyak orang-orang
yang meninggal diduga dan akibat covid-19.
Pernyataan Anies dikritik 'Wanita Emas' atau Hasnaeni.
Mantan calon Gubernur DKI Jakarta itu menilai perkataan Anies bukan solusi
menyeluruh dalam penanganan corona. Karena, hanya meminta warga tidak
beraktivitas di luar rumah, tapi tidak memikirkan kebutuhan hidup mereka.
Padahal, menurut Hasnaeni, ada warga yang berprofesi sebagai
pekerja harian atau pekerja informal. Mereka hanya bisa hidup atau memenuhi
kebutuhan hidupnya dan keluarga, apabila ke luar rumah serta meraih pendapatan
setiap harinya.
"Seharusnya sebagai gubernur jangan cuma memberikan
imbauan-imbauan. Jangan hanya menyuruh masyarakat Jakarta berdiam diri di
rumah. Sedangkan mereka membutuhkan makan untuk mengisi perutnya," tutur
Hasnaeni kepada wartawan di Jakarta, Senin (30/3/2020).
Menurut Hasnaeni, Anies sebagai pemimpin tertinggi di
Jakarta bisa berbuat lebih banyak dibanding sebatas mengimbau dan menyampaikan
kondisi yang mengkhawatirkan mengenai wabah corona di Ibu Kota. Apalagi,
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memiliki anggaran yang tak sedikit,
jika hanya untuk dipakai membantu atau mensubsidi warga miskin dan masyarakat
yang membutuhkan.
"APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah-red) DKI
untuk tahun 2020 itu Rp 87 triliun hampir Rp 90 triliun lho. Sebenarnya kalau
niat membantu masyarakat yang membutuhkan sudah cukup itu pakai APBD, bahkan
hanya Pemprov keluar sedikit uang," tutur Hasnaeni.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), warga miskin
di Jakarta per September 2019 mencapai 362 ribu orang. Jika mereka diminta
Pemprov untuk tetap tinggal di rumah dan kehidupannya sementara ditanggung,
menurut Hasnaeni, tidak membuat jebol APBD. "Misalnya kalau disubsidi Rp 2
juta per bulan saja hanya menghabiskan Rp 724 miliar," ungkap Hasnaeni.
Pada kondisi terburuk sekalipun, kata Hasnaeni, uang Pemprov
tidak akan habis jika digunakan untuk membantu masyarakat. "Misalnya
kemungkinan terburuk wabah ini berlangsung tiga bulan. Hanya menghabiskan Rp
2,1 sekian triliun, masih sisa banyak itu APBD," tuturnya.
Hasnaeni berpandangan saat ini yang dibutuhkan untuk
membantu warga Jakarta menghadapi wabah virus yang pertama kali ditemukan di
Wuhan, China itu bukan hanya sekadar pidato dan retorika semu dari pemerintah
daerah. Apalagi hanya 'menakut-nakuti'. Tapi niat, keseriusan dan kerja nyata.
"Kalau memang niat mengakhiri wabah ini ya, subsidi
dong masyarakat biar tetap di rumah, perutnya kenyang, tidak perlu ke luar cari
uang. Kalau cuma pintar berpidato, semua orang bisa. Tapi bagaimana seorang
pemimpin menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat secara tuntas," ucap Hasnaeni. (*/pur)
0 Comments