Gubernur Banten Wahidin Halim (tengah), Rektor ITI Isnuwardianto, dan jajaran. (Foto: Syafril Elain/TangerangNet.Com) |
NET – Gubernur Banten H. Wahidin Halim (WH) mengajak Rektor
Institut Teknologi Indonesia (ITI) Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel)
Dr. Ir. Isnuwardianto untuk membangun Provinsi Banten dengan menyumbangkan tenaga
ahli di bidang teknologi pengolahan pertanian.
“Setelah masuk tahun ketiga masa jabatan sebagai Gubernur,
program pembangunan diarahkan ke pertanian. Nah, dibidang pertanian ini Banten banyak
memerlukan tenaga ahli dalam bidang pengolahan teknologi pertanian,” ujar
Gubernur Banten, Senin (9/3/2020).
Hal itu dikatakan Gubernur Banten saat Rektor ITI melakukan
audiensi ke rumah dinas Gubernur Banten di Jalan Achmad Yani, Kota Serang.
Rektor ITI didampingi oleh Wakil Rektor Akademik, Penelitian, dan Kemahasiswaan
Dr. Tris Dewi Indraswati, ST MT, dan Dr. Enjarlis Yardi, ST MT.
Gubernur menyebutkan teknologi pengolahan pertanian
diperlukan karena Provinsi Banten sedang gencar menanam jagung, jengkol,
pertanian padi, kedele, ikan, dan kelapa. Jagung misalnya, teknologi pengolahan
pertanian yang diperlukan oleh petani adalah alat pengering jagung.
“Jagung yang bagus itu bila tingkat kekeringan mendekati
angka maksimal sehingga harganya pun tinggi. Nah, sekarang ini petani kesulitan
mendapat alat pengering jagung yang bagus dengan harga murah dan mudah
penggunaannya. Saya berharap dari Kampus ITI bisa menciptakan,” ucap Gubernur.
Begitu juga dengan kelapa, kata Gubernnur. Provinsi Banten
penghasil kelapa terbaik terutama kelapa muda. “Kelapa muda kemasan yang dari
Thailand kalah mutunya dengan kelapa muda yang dihasilkan dari Banten. Nah, di
sini perlu teknologi pengolahan,” ungkap Gubernur.
Gubernur menjelaskan ikan di Provinsi Banten terutama dari
Bayah, Kabupaten Lebak cukup banyak. “Saya ingin ada teknologi pengolahan ikan
agar bisa diekspor. Selama ini sudah ada ikan olahan tapi masih perlu tekonologi
agar produksi lebih meningkatkan hasil,” ujar Gubernur WH.
Gubernur WH berharap dari banyak masalah yang dihdapai
tentang pengolahan teknologi pertanian dan perikanan, ada yang ditangani oleh
tenaga dari ITI baik secara lembaga maupun para lulusannya. “ITI harus bisa dan
mengambil peran dalam pembangunan di Provinsi Banten,” ucap Gubernur WH.
Kepada Rektor ITI, Gubernur WH mendukung proses perubahan ITI dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). "Sebagai kepala daerah tentu hal ini baik bahwa ada di Banten PTS berubah menjadi PTN dan semakin besar peluang tenaga ahli bidang pengolahan pertanian yang diluluskan ITI," ujar WH.
Menyambut dari pernyataan tersebut, Rektor ITI menyatakan bila terjadi perubahan menjadi PTN, lulusan ITI akan meningkat 10 kali lipat. Kalau sekarang ini ITI dalam setahun meluluskan sekitar 500 orang sarjana. Setelah menjadi PTN diharapkan bisa setiap tahunnya meluluskan sarjana 5.000 orang.
Kepada Rektor ITI, Gubernur WH mendukung proses perubahan ITI dari Perguruan Tinggi Swasta (PTS) menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). "Sebagai kepala daerah tentu hal ini baik bahwa ada di Banten PTS berubah menjadi PTN dan semakin besar peluang tenaga ahli bidang pengolahan pertanian yang diluluskan ITI," ujar WH.
Menyambut dari pernyataan tersebut, Rektor ITI menyatakan bila terjadi perubahan menjadi PTN, lulusan ITI akan meningkat 10 kali lipat. Kalau sekarang ini ITI dalam setahun meluluskan sekitar 500 orang sarjana. Setelah menjadi PTN diharapkan bisa setiap tahunnya meluluskan sarjana 5.000 orang.
Rektor ITI Isnuwardianto mengatakan apa disampaikan oleh
Gubernur Banten nanti akan dibahas di Kampus dan selanjutnya akan ditawarkan
untuk dilakukan kerjasama. “Alat pengering jagung, pengupas kelapa dengan
cepat, dan pengolahan teknologi perikanan menjadi perhatian kami,” ucap
Isnuwardianto.
Namun demikian, kata Rektor ITI, sebagai Kampus swasta ITI ingin
pesat maju dan memerlukan bimbingan dari Gubernur Banten sebagai kepala daerah.
Bahkan, kini peran Pemerintah Daerah baik tingkat kabupaten dan kota serta
provinsi sangat diperlukan untuk kemajuan perguruan tinggi.
“Bahkan, kami memerlukan sejumlah rekomendasi dari
Pemerintah Daerah untuk melaksanakan program di Kampus. Saya berharap setelah
pertemuan ini, masih ada pertemuan berikutnya guna menindaklanjuti apa
dibutuhkan Provinsi Banten dan apa yang bisa dilakukan oleh ITI,” tutur
Isnuwardianto. (ril)
0 Comments