Sekjen FKMTI Agus Muldya dilayani di ruang resepsionis Redaksi Kompas.com. (Foto: Bambang TR/TangerangNet.Com) |
NET - Tri Murti, istri dari almarhum Triyanto, seorang
mantan Pamen (Perwira Menengah) TNI AD yang jadi korban perampasan tanah di
Balikpapan Utara, Kalimanatan Timur, menyampaikan keberatan dan kekecewaannya
atas adanya pemberitaan pada media Kompas.com pada 21 Nopember 2019.
Berita itu terkait kasus pembunuhan yang dialami oleh
suaminya almarhum Triyanto di kebun milik sendiri. Akan tetapi dalam
pemberitaan tersebut, Kompas.com menyebutkan almarhum tewas dengan profesi
sebagai penjaga tanah.
Ditemani Agus Muldya Natakusumah, Sekjen Forum Korban Mafia
Tanah Indonesia (FKMTI) dan aktifis korban mafia lainnya, Tri Murti mendatangi
kantor Redaksi Kompas.com pada Senin (17/2/2020) guna menyampaikan keberatan
atas isi pemberitaan tersebut.
Dan meminta kepada Pimpinan Redaksi Kompas.com agar
mengganti penyematan kata profesi almarhum sebagai “penjaga tanah” tersebut
diganti, karena yang dijaga oleh almarhum adalah tanah miliknya sendiri. Karena
menurut keluarga, almarhum adalah seorang Pahlawan negara dengan berbagai
jasanya kepada negara, makanya almarhum Triyanto dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan.
"Jadi kedatangan ibu Tri Murti ke kantor Redaksi Kompas
untuk mengklarifikasi berita yang dimuat Kompas.com pada tanggal 21 Nopember
2019. Ibu Tri Murti sangat keberatan dengan sebutan penjaga tanah kepada
almarhum suaminya Triyanto,” ujar Agus Muldya yang menyebutkan almarhum juga
satu angkatan dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mantan
KSAD Ryamizad Ryakudu serta mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto.
“Tanah tersebut milik kami yang bersertifikat SHM tahun
1993. Bapak Triyanto almarhum bukan penjaga lahan, beliau menjaga tanah
miliknya sendiri. Ibu Tri Murti sangat berkeberatan atas isi pemberitaan di
Kompas.com dan meminta kepada pihak redaksi Kompas.com untuk mengganti kata
profesi almarhum sebagai penjaga tanah tersebut. Sebab, kata tersebut
berkonotasi tidak baik bagi almarhum dan bagi keluarga yang ditinggalkan,"
tandas Agus Muldya Sekjen FKMTI mewakili ibu Tri Murti istri almarhum Bapak
Triyanto.
Semetara itu, ibu Tri Murti menyatakan kekecewaannya atas
sulitnya pihak keluarga almarhum untuk dapat bertemu dengan Pimpinan Redaksi
dan wartawan Kompas.com yang menulis berita tersebut.
Menurut Agus Muldya, bagaimana mungkin media sekelas Kompas,
Pimpinan Redaksi dan wartawannya tidak memberikan ruang hak jawab kepada sumber
berita yang merasa dirugikan atas sebuah pemberitaan.
"Wartawan dan Pimpinan redaksinya tidak mau ditemui
sama kami Mas. Sikap ini tentunya membuat kami sangat kecewa kepada media
sekelas Kompas. Saya sendiri sudah berlangganan kepada harian Kompas selama 30
tahun, tapi pimpinan dan wartawannya tidak mencerminkan jati dirinya sebagai
sebuah media yang besar dan terpercaya," ujar Agus Muldya menegaskan.
(btl)
0 Comments