Gubernur Banten H. Wahidin Halim tertawa bersama Sekda Al Muktabar, Walikota Serang, dan para Kepala OPD Banten dan Serang. (Foto: Istimewa) |
NET - Gubernur Banten H. Wahidin Halim (WH) mengajak warga
Kota Serang sehatkan lingkungannya. "Mari kita wujudkan Kota Serang yang
ramah untuk para penghuninya dan lingkungan," tutur Gubernur Banten.
Hal itu dikatakan Gubernur Banten saat menghadiri Ekspose
Hasil Kajian Identifikasi Potensi Wilayah Kerja Pembangunan II Dalam Mendukung
Ibukota Provinsi Oleh Tim ITB (Institut Teknologi Bandung) di Hotel Aryaduta
Lippo Karawaci, Kabupaten Tangerang, Jumat (31/1/2020).
Ekspose hasil kajian itu dihadiri oleh Walikota Serang
Syafrudin, Sekretaris Daerah Provinsi Banten Al Muktabar, para pimpinan
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Banten, dan pimpinan OPD Kota Serang.
Melihat kondisi Kota Serang saat ini, Gubernur mengaku
terdorong untuk turut benahi Kota Serang menjadi kota yang rapih dan
beridentitas dengan melihat potensi yang ada di dalamnya.
"Saya sebagai Gubernur malu kalau ada pengunjung ke
Kota Serang bilang Kota Serang sebagai ibukota provinsi kalah sama ibukota
Provinsi Papua (Kota Jayapura-red)," ungkap Gubernur.
Menurut Gubernur, Kota Serang memiliki basis pengembangan di
Kawasan Kesultanan Banten yang menunjang Kota Serang ke arah menjadi Kota
Metropolitan.
Keberadaan pelabuhan Karangantu, kata Gubernur, menjadikan
Kawasan Kesultanan Banten sebagai kawasan heterogen. Hal ini mempertemukan
pedagang dari berbagai negeri dan bangsa yang membawa barang, ilmu pengetahuan,
hingga agama.
"Serang sebenarnya sebagai kota yang dipaksakan. Karena
sejak kesultanan terakhir, diisi oleh Belanda.
Ada simbol kekuasaaan berupa alun-alun dan pendopo. Karena kalau
penguasa yang dulu itu ada alun-alun, masjid, dan pendopo," ungkap
Gubernur.
Dikatakan, Kota Serang perlu memiliki branding. Apakah
sebagai kota lama, kota budaya, kota pendidikan, kota pemerintahan, kota
industri, kota perdagangan, dan sebagainya. Setelah dipilih atau ditetapkan
harus ada simbolisasinya.
Guna menuju Kota Serang sebagai kota metropolitan, Pemda
harus membenahi jalan protokol, menetapkan jalan alternatif, dan jalan
tersiernya. Dengan membangun banyak jalan, Gubernur optimistis pendapatan Kota
Serang pada empat hingga lima tahun mendatang bakal meningkat pesat.
Gubernur menyarankan Bappeda Pemprov Banten dan Kota Serang
untuk intensif membahas rencana tata Kota Serang menuju kota metropolitan.
Bahkan kedua tim disarankan untuk studi banding seperti ke Kota Tangerang, Kota
Surabaya, bahkan ke luar negeri serta mengikuti pendidikan singkat tata kota
yang rutin digelar oleh perguruan tinggi.
"Bukan ada niatan dari saya untuk menguasai. Niat saya
membangun Banten," tegas Gubernur. Gubernur pun paparkan pengalamannya
dalam memperdalam ilmu tata kota dan aplikasikanya saat masih di Kota
Tangerang.
Dalam kesempatan itu, Gubernur mengungkapkan rencana untuk
memperlebar jalan di pinggir pantai utara dari perbatasan dengan DKI Jakarta
hingga Kawasan Kesultanan Banten yang didukung oleh Wakil Presiden (Wapres) KH
Ma'ruf Amin. Selanjutnya dari Kawasan Kesultanan Banten menuju Gedung Negara
(Pendopo Lama Gubernur) Provinsi Banten lanjut menuju Caringin, Labuan, Kabupaten
Pandeglang.
Keberadaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta),
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH), dan Kawasan Pusat
Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) turut membantu perkembangan Kota Serang berkembang
ke Selatan.
Selain itu, Gubernur berharap Kota Serang mempersiapkan
penataan di daerah yang bakal menjadi akses pintu tol Serang - Panimbang. Kota
Serang diharapkan mampu mengembangkan identitas dengan oleh-oleh khasnya seperti rabeg, sop ikan, sate
bandeng, pecak bandeng, durian, kopi, dan sebagainya.
Gubernur pun mengungkapkan kesediaan Pemprov Banten untuk
turut membantu Kota Serang membenahi pasar-pasar tradisionalnya.
"Di Banten sangat banyak sekali potensi yang bisa
dikembangkan. Banten tidak boleh kalah dengan daerah yang lain. Potensi Banten
bisa bersaing," ucap Gubernur optimistis.
Gubernur juga berpesan kepada Walikota Serang mengelola
sampah agar lebih bersih, menata para pedagang kaki lima yang menyerobot
pedestrian, hingga penataan transportasi atau angkutan kota.
Sementara itu, Tim ITB menyarankan untuk membuat poros
segitiga Pakupatan - KP3B (Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten)- Sindang
Heula sebagai proyek percontohan rencana tata Kota Serang sebagai kota
metropolitan. (*/pur)
0 Comments