Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Deras Dukungan Masyarakat Tangsel Ke Kemendagri Bubarkan Ormas Nakal

Ilustrasi oknum bertindak nakal.
(Foto: Istimewa)



NET – Deras dukungan dari masyarakat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan para pembaca TangerangNet.Com untuk mendesak ke Pemerintah pusat dalam hal ini Kemendagri guna meninjau ulang ijin keberadaan ormas Forum Betawi Rempug (FBR). Mereka bahkan mendesak ke Kemendagri untuk membubarkan ormas yang kerap kali membuat keresahan masyarakat dan juga dunia usaha.

Hal tersebut disampaikan oleh H. Toto Suprayitno tokoh Pengusaha Muslim Nasional di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang juga kader Muhammadiyah serta tercatat sebagai anggota Kadin Pusat dan APNAS, kepada media TangerangNet.com pada Kamis (5/12/2019) malam. Hal ini terkait oknum ormas FBR yang kembali bikin ulah dan meresahkan masyarakat serta kali ini kejadian menimpa insan media Kabar6.com di halaman Puspemkot Kota Tangsel.

Menurut H. Toto, keberadaan ormas kepemudaan baik nasional maupun kedaerahan seperti FBR saat ini, kondisinya rawan penyusupan dari berbagai kepentingan. Baik yang bersifat politik, ekonomi maupun ideologi sekuler. 

"Banyak anggota Ormas kepemudaan masih berstatus Jobless alias pengangguran. Dan missi ormas yang bersifat kedaerahan terkesan kurang rasa nasionalismenya untuk kepentingan persatuan nasional yang sangat dibutuhkan saat ini,” ungkap Toto.

Karena ormas yang bersifat kedaerahan tersebut, kata Toto, cara berpikirnya sempit dan fanatik kedaerahaan yang berlebihan. Saat ini bangsa Indonesia sangat butuh pemikiran dari individu maupun organisasi ormas yang berpikiran kebangsaan dan berwawasan luas bukan sempit memikirkan kepetingan kelompoknya saja. Bangsa Indonesia besar karena satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa yaitu Indonesia.

Ditambahkan oleh Toto, keberadaan ormas-ormas tersebut perlu dibina agar tumbuh rasa berkebangsaan dan persatuan. Keberadaan ormas perlu mendapat tausiyah dan pembinaan ke arah keagamaan, agar terjadi pencerahan kepada pengurus dan seluruh anggotanya. Apalagi saat ini sedang terjadi pola sekularisasi yang luar biasa di tengah masyarakat dan ormas-ormas yang tidak jelas komitmennya pada bangsa dan negara dan NKRI.

"Tingkatkan pengajian dan kegiatan amaliyah dan suruh contoh keberadaan ormas yang sangat militan dalam hal amal kepeduliannya kepada warga masyarakat apabila ada yang terkena musibah. Bukannya ormas yang sibuk menancapkan benderanya di sana-sini setiap ada proyek-proyek swasta, pemerintah daerah maupun proyek-proyek nasional,” ucap Toto. 

Tugas pembina ormas, imbuh Toto, harus dapat membina ormas binaanya yaitu para pemuda harapan bangsa dan negara, harus dibina dengan pola pembinaan yang konstruktif dan mencerahkan. Kalau pembina tidak dapat membina ormasnya, berarti dia telah gagal melaksanakan tugasnya sebagai pembina ormasnya, dan jika sudah gagal sebaiknya legowo dan gantle untuk mundur sebagai pembina ormasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Herman (nama samaran), menurut pembina ormas nasional dan masih aktif sebagai salah seorang perwira salah satu angkatan militer tersebut, ormas-ormas sekarang ini sudah banyak yang salah arah. Kalau dahulu  ormas adalah bagian dari organisasi masyarakat yang bertujuan untuk kontrol sosial masyarakat.

Dan seharusnya sebagai bagian dari pelindung serta pembinaan sosial dan sarana untuk menyampaikan aspirasi dan inspirasi dari rakyat yang belum tersetuh dari pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, malah justru sekarang sudah banyak yang bergeser ke hal-hal yang banyak merugikan rakyat dan pengusaha-pengusaha lokal/asing yang ada di daerahnya. 

"Pola pikir ortodoks masih menjalar di akal pikiran mereka, serta pola pembinaan yang melenceng dari unsur pembinaannya yang kurang tepat sasaran. Tetapi syukur alhamdulillah saat ini harus diakui masih ada ormas yang bagus dan berkompetensi serta bermanfaat untuk warga masyarakat di sekitar nya,” ujarnya.

Dan untuk ormas-ormas yang selalu membuat resah masyarakat dan para pengusaha, sebaiknya pihak Kemendagri untuk meninjau ulang keberadaan ormas tersebut. Bahkan jika sudah tidak bisa dibina menjadi ormas yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat dan juga bangsa, sebaiknya ormas tersebut dibubarkan saja," kata Herman. (btl)

Post a Comment

0 Comments