![]() |
Lomba tarung anak-anak, kekerasan fisik. (Foto: Bambang TL/TangerangNet.Com) |
NET - Kak Seto Mulyadi pemerhati anak Indonesia yang juga
Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mengkritik keras adanya
perlombaan beladiri kontak fisik yang diterapkan pada anak-anak usia dini.
Bahkan menurut dia, perlombaan demikian bisa dianggap sebagai bentuk lain
kekerasan terhadap anak.
"Terus terang, saya sangat tidak setuju, anak usia dini
seperti itu belum saatnya untuk melakukan olah raga bela-diri semacam itu. Itu
bahkan bisa dianggap sebagai bentuk kekerasan terhadap anak," ujar Kak Seto kepada wartawan di Kota Tangsel, Selasa
(12/11/2019).
Hal itu disampaikan Kak Seto berkaiatan dengan memperingati
hari Pahlawan 10 Nopember 2019, masyarakat Kota Tangerang Selatan (Tangsel)
dihebohkan dengan video yang mempertontonkan adegan perlombaan olah raga
beladiri yang membiarkan anak-anak usia dini bertarung bebas kontak fisik di
atas ring.
Tiap laga pertarungan, anak-anak kecil itu tampak saling
baku hantam, dan menerjang satu sama lain. Suasana semakin menjadi, saat riuh
sorak-sorai penonton kian memacu anak-anai cilik yang bertanding saling
menyerang satu sama lain.
Hal tersebut terjadi pada Minggu (10/11/2019) dihalaman
parkir kantor Pemerintahan Kecamatan Setu, Kota Tangsel. Kejiadan tersebut
menuai banyak kecaman masyarakat Kota Tangsel dan sangat menyayangkan dapat terjadinya kontak fisik
terhadap anak-anak kecil usia dini tersebut di Kota Tangsel yang katanya telah
mendapat penghargaan Kota layak anak tersebut.
“Seharusnya, anak-anak usia tersebut belum tepat diajari
praktik yang berbau kekerasan fisik, meski dalam konteks olah raga beladiri,”
tutur Kak Seto.
Bahkan video aksi tarung bebas anak-anak usia dini tersebut
turut dikomentarin para netizen. Puluhan netizen sangat menyayangkan adanya
perlombaan tersebut, karena Kota Tangerang Selatan terkenal dengan Kota Layak
Anak.
"Katanya Kota Tangsel kota Layak Anak, tapi kenapa praktik
berbau kekerasan fisik pada anak-anak itu dapat dipertontonkan dan
diperlombakan ?, Apa iya anak-anak usia dini tingkat TK, SD sudah pada mengerti
teknik dasar tarung bebas ?, Kan nggak, justru nanti yang tertanam dalam diri
mereka praktik kekerasannya itu," tutur Hambali, 30, netizen yang
mengomentari video heboh tersebut di media sosial. (btl)
0 Comments