![]() |
Gubernur Banten H. Wahidi Halim berbincang-bincang dengan warga yang baru kembali dari Wamena, Papua. (Foto: Istimewa) |
NET - Gubernur Banten H. Wahidin Halim menyampaikan rasa
bahagianya atas kepulangan puluhan warganya yang terdampak konfilk di Wamena,
Papua yang berhasil dievakuasi Tim Kemanusiaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten
dengan selamat ke kampung halamannya.
“Kepulangan mereka patut untuk disyukuri dan peristiwa yang
telah terjadi agar tidak perlu diingat kembali,” ujar Gubernur Wahidin Halim
(WH) saat menerima warga asal Banten yang terdampak konflik Wamena, di ruang
transit Pendopo Gubernur, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP-3B),
Jalan Syech Nawawi Al-Bantani, Curug, Kota Serang, Senin (7/10/2019).
Pertama, kata Gubernur, mari kita baca alfatihah sebagai
bentuk rasa syukur bahwa bapak dan ibu pulang ke Banten dengan selamat. Kedua,
tenangkan pikiran dan jangan dibawa-bawa dan diingat lagi peristiwa itu.
“Mulailah kehidupan yang baru,” ucap Gubernur.
Gubernur mengaku merasa lega dengan kepulangan para warganya
dalam kondisi sehat dan tidak kurang suatu apapun. Ia mengibaratkan berada di
kampung sendiri meskipun hujan batu lebih terasa lebih nyaman dibandingkan
hujan emas namun berada di kampung orang.
Kendati demikian, Gubernur tidak melarang kebiasaan atau
keinginan warganya untuk merantau hingga ke ujung dunia pun karena hal tersebut
bagian dari anjuran Rasulullah SAW. Akan tetapi, ketika tertimpa musibah,
hendaknya dapat bersabar dan disyukuri agar bertambah nilai ketaqwaan.
“Tapi memang setiap orang diuji dengan caranya
masing-masing. Sekarang sudah selamat, jangan pikirin lagi trauma, tidak ada
untungnya mikirin masa lalu. Kalau jual remote, di sini juga masih bisa, jual
bubur di perumahan juga banyak yang beli. Musibah datang dari Allah yang harus
disyukuri,” tuturnya.
Gubernur menjelaskan seluruh warga terdampak konflik Wamena
yang berhasil pulang dan tidak memiliki tempat tinggal akan disediakan rumah
singgah milik Dinas Sosial baik provinsi maupun kabupaten dan kota. Selama di
rumah singgah, Gubernur meminta mereka untuk menjalani hidup normal dan sedikit
demi sedikit menghilangkan traumatik yang dirasakan selama berada di Wamena.
“Yang penting mereka senang, tenang, dan tidak trauma lagi.
Kalau mau tinggal di sini silahkan, balik lagi ke sana (Papua-red) silahkan,
asalkan tidak dalam kondisi ketakutan,” terangnya.
Gubernur mengungkapkan kepulangan para warga asal Banten
dari Wamena tersebut bermula dari informasi yang diterimanya melalui media
massa dan seketika ditindaklanjuti
dengan membentuk tim penjemputan yang kemudian langsung diberangkatkan ke Papua
di hari yang sama. Tindakan responsif
tersebut harus dilakukannya demi menyelamatkan warga Banten yang ingin pulang
namun terhambat biaya.
“Saya tidak ikhlas warga saya terlunta-lunta. Kalau mau
pulang bawa pulang, mau makan kasih makan, mau cepat pulangnya pakai pesawat
yang paling cepat. Saya bayangkan situasi di sana itu mungkin membuat kalian
menderita. Makanya kembali dulu saja, kalau sudah aman silahkan kembali. Ini,
saya lakukan bukan hanya karena tugas semata, tapi karena pribadi kemanusiaan
saya,” papar WH.
Sementara, kata Gubernur, bagi warga Banten lainnya yang
masih berada di Papua dan ingin pulang agar segera dilakukan proses pemulangan
oleh tim yang masih bertahan di lokasi.
“Teman-teman yang belum ada, segera dipulangkan. Kalau perlu
cari di hutan-hutan. Dan bagi warga yang tetap ingin tinggal di sana,
mudah-mudahan Allah senantiasa membimbing dan menjauhkan dari malapetaka,”
tutur Gubernur.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
E Kusmayadi didampingi anggota tim kemanusiaan lainnya yakni Kepla Dinas Sosial
Nurhana, Kepala Badan Kesbangpol Ade Riyanto, dan Kepala Dinas Komunikasi,
Informatika, Statistik dan Persandian Komari melaporkan hingga hari ini masih
ada 3 orang dari tim kemanusiaan yang melakukan penyisiran dan pendataan di
Sentani. Sementara jumlah warga yang berhasil dipulangkan saat ini sebanyak 28
orang dan ditambah 2 orang dari Sentani yang sudah pulang duluan, sehingga
total yang berhasil pulang sebanyak 30 orang.
“Dan yang masih belum dipulangkan sebanyak 10 jiwa. Sekarang
masih menunggu data terbaru, tapi dari informasi semua lokasi sudah disisir
dibantu oleh aparat TNI, jumlah warga Banten belum bertambah. Insyaaallah
minggu ini 10 orang itu akan dipulangkan. Tapi ada 2 orang yang menetap di sana
yaitu dari Sentani dan Wamena keduanya perempuan. Jadi total keseluruhan 42
jiwa, 11 orang dari Kota Serang, 19 orang dari Kabupaten Serang, sisanya 10
orang dari Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Rata-rata mereka berprofesi sebagai
pedagang remote, bubur, dan usaha lainnya,” ungkap Kusmayadi. (*/pur)
0 Comments