Gan Gan R.A. (Foto: Istimewa/koleksi pribadi) |
Oleh: Gan-Gan R.A.
DI LA CARLOTA, 1 Mei 2019, tokoh oposisi Venezuela Juan
Guaido berpidato. Menyerukan kepada rakyat untuk bergerak melancarkan kudeta,
menggulingkan rezim Presiden Nicolas Maduro yang telah memporakporandakan
perekonomian Venezuela, bersama para perwira tinggi angkatan bersenjata yang
bersekutu dengan gerakan oposisi.
Caracas mencekam, pasukan Garda Nasional Bolivarian
menerobos kerumunan massa. Darah tumpah di jalan raya. Kerusuhan meledak.
Kekuatan militer Venezuela di bawah komando Nicolas berhasil memukul mundur
gelombang aksi demonstran. Api revolusi berkobar di Caracas, Venezuela.
Presiden Nicolas menuding, Amerika Serikat terlibat di
balik aksi oposisi ini. Kapal induk USS Carl Vinson siap bergerak menunggu
instruksi dari Gedung Putih. Donald Trump geram, keberpihakan Kremlin Rusia
menggagalkan aksi kudeta.
Venezuela, Republik penganut ideologi sosialisme
melahirkan tokoh-tokoh revolusioner yang menentang keras dominasi politik barat
& menolak bertekuk lutut kepada sistem ekonomi kapitalisme.
Hugo Chavez, sosok Presiden Venezuela sekutu Kuba telah
membuktikan kepada dunia barat, bahwa sosialisme bisa mendatangkan kemakmuran
& keadilan kepada rakyat Venezuela.
Hugo Chavez seorang pengagum Soekarno. Di mata Hugo,
Soekarno adalah tokoh revolusioner dunia yang meniupkan inspirasi kepada
negara-negara Asia-Afrika untuk berani melawan tirani tatanan global yang
melahirkan kolonialisme & imperialisme.
Venezuela pun memiliki tokoh revolusioner yang
inspiratif. Simon Bolivar adalah pejuang kemerdekaan Venezuela & pahlawan
bagi rakyat di Amerika Selatan.Tokoh revolusioner kharismatik yang telah
membebaskan 6 bangsa dari cengkeraman kolonialisme Spanyol.
Kemerdekaan Venezuela, Panama, Ekuador, Bolivia,
Kolombia, dan Peru adalah hasil perjuangan berdarah Simon Bolivar yang
bercita-cita menyatukan kekuataan negara-negara sosialisme di kawasan Amerika
Latin.
Impian politik Simon Bolivar runtuh karena menolak
neokolonialisme ekonomi berkedok sistem dunia perbankan, Bank Central.
May Day, bukan sebatas seremonial memperingati hari
buruh. Tetapi menjadi simbol & momentum kesadaran politik perlawanan kaum
marginal, bukan hanya bagi kaum buruh di seluruh dunia, tetapi juga bagi
kesadaran kolektif bahwa sejarah kebangkitan rakyat dimulai melalui perlawanan
agresif terhadap tirani.
Penulis adalah:
Lawyer & Entrepreneur
0 Comments