.Rektor Untirta Prof. Sholeh (Foto: Istimewa |
NET - Menyikapi semangat yang diusung oleh Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Banten untuk memberikan pemenuhan hak pendidikan kepada masyarakat
Banten, Rektor Universitas Agung Tirtayasa (Untirta) Prof. Sholeh mengapresiasi
dan mendukung sepenuhnya program tersebut.
Bahkan Prof. Sholeh, menyatakan siap membantu secara pribadi
maupun secara kelembagaan untuk menyempurnakan setiap aspek persiapan di
lapangan, jika masih ada kendala dalam persiapan pelaksanaan program tersebut.
Rektor Untirta menjelaskan program ini merupakan langkah
maju untuk mencapai masa depan Banten lebih baik. Oleh karena itu, ia berharap
semua pihak, terutama kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banten
mendukung secara penuh upaya ini, tidak mematahkan program ini tetapi justru
membantu semua persiapannya agar dapat terlaksana dengan baik.
“Saat ini banyak warga miskin sangat berharap agar
pendidikan gratis dapat diwujudkan. Mari, kita dukung, berikan masukan dan
awasi dengan seksama semua tahapan dan pengelolaannya,” tutur Shole .
Sejak lama, kata Sholeh, pendidikan menjadi salah satu
instrumen dominan yang dapat memacu semua aspek mendasar dalam membangun suatu
peradaban modern dan beradab. Diperlukan suatu gerak start yang cepat dan tepat
dalam memposisikan pendidikan agar mampu dijangkau oleh semua lapisan
masyarakat tanpa terkendala atau terbatasi oleh suatu apapun.
“Bagi kalangan tidak mampu, pendidikan gratis juga bagian
dari hak mereka untuk mendapatkannya. Namun bagi kalangan mampu ini tidak
menutup kemungkinan jika ingin membantu memberikan sumbangan, selama tidak
terpaksa, tidak mengikat atau dimobilisir oleh pihak-pihak tertentu. Pada
saatnya, pendidikan gratis akan menjadi modal pembangunan yang sangat berharga
di Banten,” ucap Sholeh.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Rangga Galura Gumelar, M.Si,
peneliti dibidang kualitas pendidikan menyatakan bahwa saat ini dikenal dengan
era disruptif 4.0 harusnya frame berpikir bukan lagi pada tataran anggaran dan
berdebat pada diskursus pencitraan diri, seperti yang dilakukan oleh Ketua Komisi
V DPRD Banten Fitron Nur Ikhsan yang menolak membabi buta peddidikan gratis
tanpa argumentasi mendasar.
“Jelas ini merupakan sebuah pengkhianatan terhadap
kepentingan masyarakat. Era disruptif
merupakan persaingan global yang tidak bisa kita elakan, yakni pendidikan asing
dan perusahaan asing dapat menguasai SDM dan Tehnical, maka kita hanya akan
menjadi penonton,” ujar Rangga.
Korelasinya, kata Ranga, akankah SDM Banten siap dangan hal
ini, jika hanya bisanya menolak tanpa berfikir kritis agar dapat mengembangkan
SDM Banten atau malah menjadikan isu pendidikan gratis sebagai komiditas politik, rusaklah Banten.
“Hanya orang yg
pesimistis jika selalu melihat dalam perspektif negatif. Anologinya sederhana
pendidikan gratis diributkan. Padahal pendidikan gratis sudah dilakukan oleh
Kabupaten dan Kota sebelumnya di Banten. Jadi mengapa harus kebakaran jenggot
ketika pemprov akan memperkuat poosisi masyarakat agar lebih sejahterah,” tutur
Dr. Rangga. (*/ril)
0 Comments