![]() |
Para peneliti yang siap menjalankan tugas untuk melakukan survei di perairan Samudra Indonesia. (Foto: Dade Fachri, Tangerangnet.com) |
NET - "Kegiatan penelitian ini bertujuan
adalah untuk mengestimasi berapa banyak ikan yang ada di laut serta ragam
jenisnyanya. Kedua sebagai alat ukur estimasi berapa banyak ikan yang boleh
diambil agar kelestarian sumberdaya ikan tetap terjaga dengan optimal, atau
sebagai odyssey to prosperity atau jalan bagi seluruh masyarakat menuju
kemakmuran," ujar Kepala Balai Riset Perikanan Laut (BRPL) Dr. Fayakun
Saputra, Rabu (2/11/2017).
Hal itu dikatakan
Fayakun Saputra saat acara "Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan,
Habitat Sumberdaya dan Potensi Sumberdaya Ikan Di WPP 711 (Selat Karimata Dan
Laut Natuna)", di Kapal Riset Baru Jaya IV BPPT, Muara Baru, Jakarta
Utara.
Kegiatan tersebut
dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerjasama
dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) siap melakukan kegiatan survei
kelautan dalam program "Penelitian Karakteristik Biologi Perikanan".
Balai Teknologi Survei Kelautan (Teksurla BPPT) dan Balai Penelitian Perikanan
Laut KKP.
Adapun Program
Kajian Nasional (PKSN) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), kata Fayakun, dengan
menggunakan Kapal Riset Baruna Jaya BPPT ini akan melakukan kajian guna
peningkatan akurasi potensi dan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan secara
revolusioner di Indonesia. Kajian ini juga dilakukan untuk memastikan
ketersediaan ikan dan mencegah aktivitas penangkapan ikan berlebih (over
fishing), serta melakukan penghitungan stok ikan untuk mendapatkan angka
estimasi jumlah dan jenis ikan yang ada di laut.
"Sebagai
informasi, kegiatan survei akan dilaksanakan selama hingga akhir November 2017
ini. Kegiatan inipun juga dilakukan dengan menggunakan armada riset dalam
negeri yakni Kapal Riset Baru Jaya IV BPPT, yang dilengkapi dengan peralatan
survei mumpuni," ujarnya.
Baruna Jaya IV
BPPT ini, kata Fayakun, akan bertolak
dari Pelabuhan Muara Baru, Jakarta. Direncakan kegiatan ini akan dibagi dalam 2
Leg yakni Leg 1 selama 10 hari, kemudian sandar di Batam 2 hari, dilanjutkan
dengan Leg 2 selama 11. Peralatan yang digunakan antara lain Bottom Trawl, Fish
Finder EK 500 dan Plankton Net.
"Personil
dalam kegiatan ini melibatkan sejumlah peneliti, perekayasa, teknisi (15
orang), dan kru kapal (23 orang) dari Balai Teksurla-BPPT serta dari Balai
Penelitian Perikanan Laut-KKP (17 orang)," ungkap Fayakun. (dade)
0 Comments