Mentan Andi Amran Sulaiman dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar serta sejumlah ibu-ibu menyemai bibit cabai tanda dimulai gerarakan tanam cabai. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET -
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan pencanangan "Gertam
Cabai" Gerakan Nasional Penanaman 50 juta pohon cabai di pekarangan.
Tujuan kegiatan ini adalah memasyarakatan optimalisasi lahan pekarangan, baik
di pedesaan maupun di perkotaan dengan memproduksi kebutuhan pangan oleh
keluarga dan masyarakat.
Hal itu dapat mengatasi
gejolak harga pangan, khususnya cabe dengan menanam cabe di masing-masing
pekarangan di setiap keluarga. "Melalui pencanangan gerakan 'Gerakan
Nasional Penanaman' 50 juta pohon cabai di pekarangan diharapkan dapat
memberikan solusi dalam upaya pemenuhan kebutuhan gizi keluarga dengan
mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan," ujar Amran, Selasa (22/11/2016), saat acara 10.000
sachet benih dan pohon cabai serta sayuran lainnya di Asrama Divisi Infantri 1
Kostrad Cilodong, Jawa Barat.
Dalam upaya
meningkatkan pangan gizi keluarga melalui Optimalisasi Pemanfaatan Lahan
Pekarangan dan menyikapi situasi fluktuasi harga cabe yang terjadi setiap
tahun, yang juga dihadiri sekitar 10.000 orang terdiri dari siswa-siswi
sekolah, Kelompok Wanita Tani, angota asrama Divisi Infantri 1 Kostrad
Cilodong, masyarakat dan para undangan lainnya.
"Oleh karena
itu, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian melaksanakan kegiatan
Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari
(KRPL). Pendekatan pengembangan ini dilakukan dengan mengembangkan pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture), antara lain dengan membangun bibit
desa dan mengutamakan sumber daya lokal disertai dengan pemanfaatan pengetahuan
lokal (lokal wisdom) sehingga ketahanan pangan dan kelestarian alam
terjaga," ujarnya.
Kawasan Rumah
Pangan Lestari (KRPL), kata Amran, merupakan sebuah konsep lingkungan perumahan
penduduk yang secara bersama-sama mengusahakan pekarangannya secara intensif
untuk dimanfaatkan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan dengan
mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan kebutuhan gizi warga setempat.
Amran menjelaskan
kegiatan ini dilakukan melalui pemberdayaan wanita untuk mengoptimalkan
pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga dengan
membudayakan berbagai jenis tanaman sesuai kebutuhan pangan keluarga.
"Selain pemanfaatan pekarangan, juga diarahkan untuk pemberdayaan
kemampuan kelompok wanita membudayakan pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA), termasuk usaha
pengolahan pangan rumah tangga untuk menyediakan pangan yang lebih
beragam," ungkap Arman.
Di setiap desa,
kata Amran, dibangun kebun bibit untuk
memasok kebutuhan bibit tanaman, ternak, dan atau ikan bagi anggota kelompok
dan masyarakat, sehingga tercipta berkelanjutan kegiatan. Setiap pekarangan
rumah anggota kelompok diharapkan dilengkapi dengan sarana pembuatan pupuk kompos
dari sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak serta sisa-sisa limbah dapur untuk
digunakan sendiri.
"Sarana lokasi
kegiatan dilaksanakan di 34 provinsi yang terdiri dari 2.873 desa lanjutan
tahun 2015 di 256 kabupaten dan kota, 2.012 desa baru tahun 2016 di 139 kabupaten
dan kota. Kegiagatan ini telah terbukti banyak memberikan manfaat bagi
masyarakat baik bagi anggota kelompok wanita maupun lingkungan lebih nyaman di
sekitarnya," kata Amran. (dade)
0 Comments