Rudi Nugroho saat memberikan penjalasan kepada pers. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - Guna meningkatkan daya saing industri
nasional, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi
Lingkungan (PTL-BPPT) dan Balai Besar Teknologi Konservasi Energi (BBPKE-BPPT)
bekerja sama dengan United Nation for Environmental Programme Regional Office
of Asia Pasific (UNEP-ROAP) dan The Energi and Resource Institute (TERI) India,
mengadakan workshop kajian efisiensi energi dunia industri besi baja.
“Kajian ini ditujukan untuk
mendukung peningkatan daya saing industri nasional, utamanya sosialisasi hasil
kegiatan efisiensi energi pada dunia industri, yakni industri besi baja,” ujar
Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT Dr. Ir. Rudi Nugroho MEng, Kamis
(13/10/2016), saat acara Workshop “Produksi Bersih dan Peningkatan Efisiensi
Energi di Industri Indonesia”, di Ruang Komisi Utama, Gedung II BPPT, Jakarta.
Workshop tersebut merupakan
rangkaian kegiatan yang telah dilakukan dari 2015, di mana empat industri besi baja sebagai
mitra dalam kegiatan ini yakni, PT Krakatau Wajatama, PT Bhirawa Steel, PT
Ispat Bukti Baja dan PT Hani Jaya Steel membutuhkan kajian efisiensi energi
lebih detil.
Direktur Pusat Teknologi
Lingkungan BPPT ini menuturkan detailed
assessment telah dilakukan pada 2016 yakni
kegiatan diawali dengan pelaksanaan
Trining of Trainers (ToT) bagi industri besi baja dan stakeholders lainnya,
pelaksanaan audit energi dan kemudian workshop ini sebagai sosialisasi hasil
audit energi.
"ToT dilakukan untuk
memberikan pemahaman rinci bagi stakeholders tentang pentingnya penurunan
penggunaan energi yang akan berdampak pada penurunan biaya produksi dan
akhirnya pada peningkatan daya saing industri,” ujarnya.
Kegiatan detail assessment
sudah memasukkan kajian kelayakan secara teknis, ekonomi dan lingkungan yang
setara dengan kajian Investment Grade Audit (IGA). Kajian ini menghasilkan
identifikasi efisiensi energi pada beberapa peralatan maupun proses, seperti
reheating furnace, kompresor, pompa, lampu, sistem sirkulasi air, serta sistem
kelistrikan.
“Dari hasil kajian tersebut,
selanjutnya diindentifikasi peluang-peluang penghematan energi yang dapat
dilakukan industri sebagai rekomendasi aksi, yang sebaiknya dilakukan untuk
efisiensi energi, penurunan biaya produksi dan pada akhirnya berdampak pada
peningkatan daya saing industri,” ungkap Rudi.
Selain untuk menyosialisasikan
hasil detail assessment pemanfaatan energi, workshop ini juga bertujuan untuk
memfasilitasi pertemuan antara industri
dengan vendor teknologi untuk mendukung implementasi rekomendasi hasil
assessment.
“Perlu diperhatikan juga bahwa
penerapan rekomendasi di industri akan membutuhkan pendanaan yang tidak
sedikit. Untuk itu pada workshop ini juga akan disampaikan skema-skema
pendanaan yang dapat membantu industri untuk melakukan efisiensi energi,” ucapnya.
“Diharapkan dari workshop ini,
terjadi pertukaran informasi antar pemangku kepentingan. Selain itu, kalangan
industri dapat melakukan efisiensi energi dengan menggunakan teknologi yang
tepat dan efisien, sehingga daya saing industri terus meningkat,” pungkas
Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT itu.
Dalam kesempatan tersebut,
Direktorat Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Lembaga Pendanaan Synergy
Efficiency Solutions (sebagai Energy Service Company-ESCO) dan TERI
masing-masing menyampaikan kebijakan pendanaan dan skema pendanaan ESCO untuk
efisiensi energi. (dade)
0 Comments