![]() |
Puan Maharani (dua dari kiri) : kongres teknolog. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani pada
hari pertama Kongres Teknologi ini, meluncurkan Outlook Energy Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT) 2016 yang memuat tentang analisa kepakaran BPPT
terkait kebutuhan dan penyediaan energi, serta infrastruktur energi jangka
panjang dengan mempertimbangkan potensi cadangan dan sumber daya energi,
pertumbuhan ekonomi serta faktor-faktor yang berpengaruh lainnya.
Selain itu juga
akan disajikan rekomendasi dari sisi teknologi, terkait penggunaan sumber
energi untuk suplai kebutuhan energi diberbagai sektor, yakni Transportasi,
Kelistrikan, Rumah Tangga, dan Indudustri. "Juga akan dibahas teknologi
efisien dan ramah lingkungan serta berkelanjutan, yang dapat dioptimalkan untuk
penggunaan di berbagai sektor," ujar Puan, Senin (25/7/2016), saa acara Kongres Outlook Energi BPPT 2016, di Auditorium
Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin No.8, Jakarta.
Kongres ini, kata
Puan, diluncurkan Outlok Teknologi
Pangan yang diberisikan rekomendsi untuk mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional.
Kemudian terkait pangan yang juga di bidang Maritim pada hari ketiga BPPT juga
akan menghadirkan PIANC, yang merupakan organisasi global dan Belanda untuk
pembahasan mendalam hal infrastruktur transportasi air seperti pelabuhan.
Puan mengatakan
khususnya untuk membahas mengenai dwelling time yang juga terjadi karena
manajemen pelabuhan. "Selain itu di bidang Maritim akan dibahs berbagai
upaya untuk memanfaatkan potensi kelautan Indonesia terkait pemanfaatan
sumberdaya kelautan, industri, maritim serta potensi wisata maritim di
Indonesia," ujarnya.
Yang lebih
menarik lagi, imbuh Puan, dalam KTN 2016
ini dalam bidang maritim akan membahas
secara rinci mengenai Teknologi Pelabuhan dan Industri Perkapalan untuk
konektifitas program Tol Laut. BPPT melalui KTN 2016 ini, dapat menghasilkan
inovasi dan memberikan layanan teknologi yang terbaik untuk Indonesia.
Puan menjelaskan teknologi
Indonesia menjadi kendala riset dan
terbarukan klobalisasi di negara-negara lain. Kongres ini mengkomendasikan
teknologi bangsa ini, baik menjadi kedepannya. "Namun fokus dan tergetnya
bagaimana Sumbe Daya Manusia (SDM), yang berkompetensi bisa mengikuti
hasil-hasil yang ada di BPPT saja,"
ujarnya.
Sementara itu,
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Prijanto
mejelaskan gelar Kongres Teknologi Nasional (KTN) 2016, bertemakan
"Inovasi Teknologi Untuk Kejayaan Bangsa dan Negara", dan KTN 2016 akan berlangsung pada 25-27 Juli
2016.
KTN 2016 tersebut
difokuskan untuk membahas tiga
teknologi, yakni Energi, Pangan, dan Maritim. Dengan tujuan untuk menyiapkan
Rekomendasi Teknologi dalam rangka mendukung pengembangan industri nasional
serta peningkatan daya saing dan kemandirian bangsa, seduai dengan Program
Nawacita pemerintah dan RPJMN Tahap III 2015-2019.
"Gelaran KTN
2016 ini dilatarbelakangi dari lemahnya peran inovasi dan penguasaan teknologi
yang belum optimal dalam peningkatan daya saing industri," ungkap Unggul.
Selain itu, KTN
2016 diselenggarakan didasari atas lambatnya perkembangan teknologi pada
industri nasional yang pada hakikatnya tidak terlepas dari permasalahn Sistem
Regulasi Teknologi Nasional dan hubungan kemitraaan dengan industri terkait.
Unggul
menjelaskan BPPT yang berperan sebagai Lembaga Pemerintah non-Kementerian yang
berfungsi intermediasi, Technologi Clearing House, melakukan kajian terap
teknologi, audit teknologi dan memberikan solusi teknologi dan merasa perlu
memecahkan permasalahan tersebut. "Masalah lain yang juga menjadi alasan
dihelatnya kongres yakni Sistem Penelitian, Pengembangan dan Penerapan IPTEK
dalam Bingkai Ekonomi Berlandaskan IPTEJ (Knowledge Based Economy) yang belum
terimplementasi dengan baik dalam sektor industri," ujarnya.
Oleh karena itu,
kata Unggul, KTN 2016 juga merupakan
ajang temu dan tukar informasi antara para pengambi keputusan dan pakar serta
praktisi teknologi di bidang pangan, energi, dan maritim baik dari kalangan
akademisi, industri maupun pemerintahan baik dari dalam negeri dan lembaga
riset internasional seperti AIST-Jepang, TITR-Thailand, INES-France,
PIANC-Belanda, Institute of Economy Research-China, NMRI-Jepang, dan lainnya.
(dade)
0 Comments