Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Anies : UN SMP, Tolak Kunci Jawaban dan Murid Penting Bersikap Jujur

Mendikbud Anies Baswedan saat meninjau UN.
(Foto: Istimewa)  
NET -  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengimbau siswa SMP yang saat ini sedang Ujian Nasional (UN) menolak kunci jawaban yang diberi pihak lain, lebih penting sikap jujur. Murid didorong untuk tetap jujur, maksudnya percaya diri dan kemampuan diri sendiri.

Jangan percaya pada alphabet yang diberi nomor orang lain yang ditawarkan sebagai kunci jawaban, percaya pada diri sendiri, dan para siswa untuk mengerjakan soal sebaik-baiknya,” ujar Anies Baswedan, Senin (9/5/2016)  saat meninjau pelaksanaan UN di SMP Neger 30, Koja, Jakarta Utara.
Anies juga memberikan contoh bagaimana menolak kunci jawaban yang diberikan orang lain karena  kejujuran dalam proses mengerjakan soal UN adalah yang terpenting.

Kalau ada yang menawarkan diri untuk memberikan kunci jawaban tolak.  “Bilang, saya punya harga diri. Saya punya jawaban sendiri dan  saya tidak mau nerima jawaban dari orang lain. Itulah jawaban dari orang Indonesia dan itu jawaban orang berintegitias. Ada teknik untuk mengukur bagaimana tingkat kejujuran di suatu sekolah,” tutur Anies.

Hal itu bisa dilihat dari beberapa pola yang sama sebagai alat ukur. "Jadi menilai pola kejujuran UN-nya itu menggunakan pilihan berganda, di sekolah yang sama bayangkan isinya sama. Jawabannya sama benarnya sama, salahnya sama di 70 persen sekolah atau 70 siswa di suatu sekolah. Jadi, dilihat dari situ polanya, kemudian diterjemahkan dalam bentuk angka. Ini bukan hal baru ini sudah digunakan tekniknya di beberapa perguruan tinggi," ujarnya.

Anies mengtakan teknik penilaian itu bisa diketahui apakah hasil kerjasama atau beda-beda karena polanya beda. Seperti sidik jari, kalau misalnya banyak yang sama berarti pasti ada yang salah. Kecurangan dalam UN bertahun-tahun  diketahui tapi didiamkan saja.

Kita tidak diam kali ini, salah satunya mengunakan indeks integritasnya. Namun, dengan adanya indeks integritas itu, UN bukan hanya dilihat hasil ujiannya tetapi juga dilihat hasil kejujurannya,” ujar Anies menandaskan .

Oleh karena itu, kata Anies, dari 80 ribu sekolah yang mendapatkan piagam integritas baru ada 11.000 ribu yang masuk klasifikasi jujur sehingga ini masih menjadi PR Pemerintah bersama. Mendorong sekolah yang belum mendapat piagam indeks integritas Ujian Nasional untuk dapat meraihnya. Hal itu karena akan ada sanksi bagi sekolah tersebut," ungkap Anies.

Anies menjelaskan ada banyak sanksi sosial, bahkan semua kepala dinas, kepala daerah akan memanggil kepala sekolah yang tidak mendapat piagam. Kita berikan piagam ini pada Februari 2016 lalu karena bupati dan walikotalah yang memegang otoritas dengan diumumkan itu banyak memanggil sekolah meminta agar jujur.

“Bahkan, saya sempat kaget karena ada salah satu daerah yang memiliki kebiasaan mendistribusikan jawaban UN,” ucap Anies. (dade)

Post a Comment

0 Comments