Menteri Anies Baswedan saat memberi penjalasan. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - “Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) kami sajikan mengingat semakin banyaknya
sekolah mau menyelenggarakan UNBK tersebut. Jika tahun lalu baru 500-an sekolah percontohan pelaksana ujian
nasional berbasis komputer (UNBK), tahun ini lebih dari 4.000 sekolah menggelar ujian nasional dengan komputer
tersebut,” ujar Anies Baswedan.
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Anies Bawesdan mengatakan jumlah tersebut kemungkinan
bertambah mengingat ada 120 sekolah yang masih dalam proses klarifikasi. Sejak
2015 yang lalu, sekolah yang menjalankan UN mendapat dua komponen laporan,
yaitu akademik dan integritas.
"Pemerintah
daerah provinsi, dan kabupaten/kota juga menerima laporan ini," ujar
Anies, Senin (4/4/2016), kepada wartawan
tentang review (ulasan) penyelenggaraan UN hari pertama, di kantor
Kemendikbud, Senayan, Jakarta.
Mendikbud berharap
melalui laporan tersebut, revolusi mental dalam dunia pendidikan dapat diwujudkan,
yakni kejujuran menjadi aspek yang penting dan mendasar.
Namun, penyelenggara UNBK 2016 menggunakan semi daring, yaitu naskah soal
dikirim dari server pusat secara daring melalui jaringan (sinkronisasi), ke
server lokal milik sekolah.
Kemudian sekolah
menyelenggarakan ujian secara luar jaringan (luring) dengan server lokal
sekolah. "Selanjutnya, hasil ujian para siswa tadi dikirim kembali dari
server lokal milik sekolah, ke server pusat secara daring (melalui
unggah)," ujarnya.
Anies menjelaskan
pelaksanaan UNBK berlangsung bersamaan dengan Ujian Nasional Berbasis Kertas.
Perbedaannya, UNBK akan berakhir berbeda karena di dalam sehari hanya ada satu
mata pelajaran yang diujikan, sedangkan jumlah peserta yang dapat menempuh UNBK
perhari dibatasi oleh ketersediaan komputer, sebagai sarana prasarana ujian.
"Oleh karena itu,
sebagai bentuk melek teknologi di bidang pendidikan, UNBK memiliki manfaat yaitu memudahkan dalam pengamanan dan
penyediaan logistik naskah soal dan Lembaran Jawaban UN, memperkecil
keterlambatan distribusi naskah soal mengurangi hambatan akan ketidakjelasan
hasil cetak naskah soal," ujarnya.
Pada siswa yang
berkebutuhan khusus, UNBK dapat mengakomodasi siswa dengan ketunaan misalnya
low vision, saat mengerjakan soal maka tulisan dan gambar bisa diperbesar di
komputer. Kemudian, UNBK memungkinkan untuk dilakukan beberapa kali di dalam
setahun, sehingga siswa lebih singkat menunggu penyelenggara UNBK berikutnya.
Sementara itu, Kepala
Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Nizam menjelaskan penyelenggara ujian
nasional nasional (UN) di seluruh sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) akan
sama dengan tanah air. Di beberapa SILN seperti Malaysia, Singapur, dan Arab
Saudi UN yang dilaksanakan adalah berbasis kompute (UNBK).
"Persiapan UNBK
di SILN cukup baik dengan melakukan kegiatan-kegiatan seperti uji coba
(tryout). Di sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) misalanya, uji coba (tryout)
untuk kelas IX Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan kelas XII Sekolah Menengah
Atas (SMA) telah dilakukan tujuh kali," kata Nizam.
Oleh karena itu,
Sekolah Indonesia Kuala Lumpur telah menyelenggaraka UNBK sebanyak dua kali
untuk kelas IX SMP pada tahun 2014 dan 2015, dan pada 2016 menjadi tahun pertama siswa SIKL kelas
XII SMA mengikuti UNBK. Namun, pelaksanaan uji coba UNBK bagi siswa SMA lebih
ditingkatkan, dan disesuaikan dengan pelajaran kelas. (dade)
0 Comments