Atraksi reog Ponorogo di car free day. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET – Bakal calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai
Gerindra H. Ir. M. Sanusi memberi suguhan kepada masyarakat Jakarta yang sedang
melakukan car free day berupa seni reog Ponorogo. Hal ini untuk menjaga kelestarian budaya kesenian
Indonesia yang merupakan kebudayaan unik karena menggambarkan kebudayaan lokal.
“Khusus
untuk kebudayaan reog Ponorogo yang berasal dari Jawa Timur ini bahkan juga
sempat diklaim oleh negara jiran,
Malaysia,” ujar Sanusi, Minggu (20/3/2016), di depan Grand Hotel Indonesia.
Namun, kata Sanusi, untuk menjaga kebudayaan lokal, dalam konstitusi UUD 1945 pasal 32 ayat 1 telah ditegaskan bahwa Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah kebudayaan peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan
nilai-nilai budayanya.
Sanusi menjelaskan reog
ini dalam sejarah bangsa sangat jelas menjadi alat pelecut semangat dan pemersatu
masyarakat pada waktu itu. Khusus untuk kebudayaan reog Ponorogo yang berasal dari Jawa Timur ini, bahkan juga sempat diklaim
oleh negara lain.
Namun, kata Sanusi, peran seni reog sendiri saat itu
selain melalui pertunjukan seni juga menjadi media rekrutmen para pejuang dalam
melawan penjajah. Hal ini juga yang menjadikan saat zaman kolonial pertunjukan reog juga sempat
dilarang.
“Jadi
sangat jelas perjalanan reog Ponorogo sebagai seni budaya lokal berperan
strategis dalam pengukuhan terhadap ketahanan budaya nasional dalam perjalanan
sejarahnya. Dengan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya, yakni membangun karakter bangsa sebagai bangsa pejuang yang tangguh,
pemberani, pantang menyerah, dan berjiwa patriotik.
Sanusi menjelaskan dalam era sekarang,
kesenian reog telah mendapatkan hak cipta dari Kementerian Hukum dan HAM RI dengan
Nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004 dan telah mendapatkan pengakuan dari kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
"Kesenian reog Ponorogo sedang diproses
untuk mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya dunia dari United Nations
Educations Scientific, and curtular organization (UNESCO)," ungkapnya.
Komunitas Reog Ponorogo (KRP) merupakan wadah berkumpulnya para sesepuh,
seniman, pegiat, dan masyarakat di sekitar Jabodetabek, dan memiliki kepedulian serta kecintaan terhadap reog Ponorogo, berharap
agar reog
Ponorogo mendapat dukungan dari Pemerintah dan masyarakat luas untuk segera mendapatkan pengakuan
dari UNISCO.
“Kami pun berharap Pemerintah bersama perusahaan swata dan seluruh elemen masyarakat
lainnya ikut terlibat dalam pelestarian dan kemajuan seni reog yang merupakan aset
budaya Nasional,” tuturnya. (dade)
0 Comments