![]() |
Para perompak diperlihatkan kepada waratawan. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - Berkaitan dengan informasi penemuan kapal MT
Khatisma 9 beserta penangkapan 2 orang perompak MT Joaquim yang terjadi pada
8/8/2016, ternyata sebagai otaknya adalah orang Indonesia. Namun, kapal yang
mengangkut muatan 3.500 MT Light Crude Oil (LCO) itu telah dirompak oleh
sekelompok orang yang tak dikenal dengan menggunakan kapal MT Kharisma 9.
Panglima Komando
Armada RI Kawasan Barat Laksamana Muda TNI A. Taufiq mengatakan bahkan mereka
berhasil memgambil LCO sebanyak 2.900 MT (Shiponing). Para perompak juga
merusakkan mesin hidrolik serta jangkar MT Joaquim agar kapal tersebut tidak
bisa berlayar mengikuti MT Kharisma 9.
"Kapal yang
mengangkut 3.500 metrik ton LCO telah dirompak dan pelakunya kapal
tangker," ujar Taufiq kepada wartawan, Rabu (23/12/2015), saat Konperensi
Pers tentang Penangkapan Kapal Perompak
MT Kharisma 9, di Kantor Mako Koarmabar,
Gunung Sahari, Jakarta Pusat.
Sementara itu,
semuanya sudah ditangani karena tidak membawa surat-surat dan diamankan di
Dumai. Selama 4 bulan dan ada beberapa pengembangan maka dapat ditemukan Kapten
Kapal berinisial HU, 53, Kharisma 9 di
Bandung pada 14 Desember 2015.
Taufiq menjelaskan
dari pengakuan tersangka bahwa setelah melakukan shiponing, MT Kharisma 9
segera berlayar menuju perairan Batam dan menurunkan 7 orang perompak di Pulau
Karimun Besar. Selanjutnya Kapal menuju laut Jawa dan Lego Jangkar di perairan
Bojanegara, Banten.
“Mereka mengakui
secara jelas dan mereka mengganti nama kapal sebanyak 2 kali yakni menjadi MT Antela dan saat kita tangkap menjadi nama MT Union
Star,” ujarnya.
Oleh karena itu, dari
pendalaman kasus tersebut mengarah pula pada satu orang otaknya dengan inisial
sdri E. Dia mengaku kapalnya juga
hilang. Kemudian panglima pun memanggil E, tapi orangnya menghilang. Dari
pengembangan Kharisma 9 ini bukan yang pertama tapi berulang kali dengan dalang
yang sama yaitu sdri. EN yang dibantu oleh Sdr BU alias AN yang selama ini
masih Daftar Pencarian Orang (DPO) team WFQR.
"Bahkan nahkoda
hanya dikasih gaji 10 juta. Minyak jarahannya ditransfer ke kapal lain dan
sekarang Koarmabar juga telah koordinasikan dengan kejaksaan karena ini
meruapakan yang sangat serius.
Selain
itu, dari hasil investigasi bahwa juga ada kapal-kapal yang ikut serta dalam
membantu aksi kejahatan tersebut yang di antaranya MT Patriajaya 1, MT
Hartadika dan MT Matahari Laut yang memberi dukungan logistik kepada ABK MT
Kharisma 9 pada 20 Agustus 2015,"
ungkap Taufiq.
Taufiq mengungkapkan
MT Patriajaya 1 mengambil LCO sebanyak 110 Kiloliter pada 27 Agustus 2015 dan MT Hartadika juga
mengambil LCO sebanyak 1.100 kilo liter pada 3 September 2015. Bahkan semua
kapal tanker tersebut sudah berhasil ditangkap. Sampai saat ini, masih ada 10
DPO sebagai pengembangan dari tindak lanjut investigasi tersebut. (dade)
0 Comments