Ilustrasi BPPT. (Foto: Istimewa) |
NET - Pelaksanaan program dan kegiatan perekayasaan teknologi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) sepanjang tahun 2015
ditandai dengan upaya untuk memberikan solusi guna meningkatkan daya saing
perekonomian dan kedaulatan Bangsa Indonesia.
Mengenai capaian-capaian yang diraih oleh
BPPT, kata Kepala BPPT Dr. Unggul Priyanto, sesuai dengan visi BPPT sebagai pusat unggulan teknologi yang
mengutamakan inovasi dan layanan teknologi untuk mewujudkan daya saing industri
dan kemandirian bangsa.
"Maka, BPPT siap melaksanakan pengkajian
dan penerapan teknologi yang menghasilkan inovasi dan layanan teknologi," ujar Unggul kepada wartawan, Senin (21/12), saat Refleksi
Akhir Tahun BPPT 2015, di Auditorium BPPT, Lantai 3 Gedung II BPPT, Jl. MH Thamrin No.8, Jakarta.
Ungul menjelaskan
pengkajian itu di bidang Energi, Informasi, Material,
Transportasi, Maritim, Hankam, Permesinan, Industri Kimia, Pangan, Pertanian,
Obat, Kesehatan, Sumber Daya Alam, Kelautan, Lingkungan, Kebencanaan, Sistem
Inovasi untuk Pembangunan Taman Sains dan Teknologi serta Inkubasi Teknologi .
Selain itu, kata Unggul, BPPT juga melaksanakan tatakelola
pemerintahan yang baik, melalui reformasi birokrasi dalam rangka mewujudkan
inovasi dan layanan teknologi. Ada banyak capaian BPPT yang dihasilkan oleh
tiap kedeputiannya.
Unggul menjelaskan BPPT memberikan arahan agar program
BPPT harus fokus dalam mendukung program Kabinet Kerja terutama yang terkait dalam agenda prioritas
nasional. "Pelaksanaan program harus didukung dengan fasilitas, Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sinergi antar-unit kerja dalam megelola kegiatan khususnya
kegiatan-kegiatan yang melibatkan lintas unit kerja," ujarnya.
Sementara itu, Deputi Teknologi Agroindustri
dan Bioteknologi (TAB-BPPT), Dr. Eniya L Dewi mengatakan berhasil melakukan
inovasi teknologi dan sistem produksi ikan Nila Salina yang mampu hidup di air payau dengan
tingkat salinitas (keasinan) 20-25 ppt. Inovasi
dan alih teknologi pengembangan pangan pokok lokal ini untuk ketahanan
pangan nasional dan pemanfaatan sumber daya hayati Indonesia untuk pengembangan obat antimalaria
dan antiamuba.
Sementara dengan meningkatnya kualitas hidup
masyarakat Indonesia yang menuntut kepraktisan, enak dikonsumsi dan bernilai
kesehatan. "Dengan kondisi tersebut BPPT telah mengembangkan teknologi
proses, rancang bangun peralatan dan formula sehingga dihasilkan produk pangan
yang beragam, bergizi seimbang dan aman, serta ekonomis beras
"analog", mie, dan macaroni berbasis jagung, sagu, dan singkong," ungkap Eniya.
Eniya menjelaskan sejak 2013 hingga saat ini, teknologi BPPT telah
diseminasikan wilayah Indonesia, yaitu 5 kabupaten di provinsi Jawa Tengah,
Yogyakarta, Indramayu, Cirebon, Ambon, Papua Barat. Namun, dalam pembangunannya
Techno Park Grobongan memiliki 2 sentra pengembangan produk inovatif yaitu
Rumah Jagung sebagai sentra pengembangan produk pangan berbasis jagung dan
Rumah Kedelai sebagai sentra pengembangan produk pangan berbasis kedelai. (dade)
0 Comments