![]() |
Mendikbud Anies Baswedan: kesempatan berharga. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Organisasi Kementerian Pendidikan
ASEAN atau South East Asian Minister of Education Organisation (SEAMEO) akan
melakukan pengembangan riset bersama terkait prioritas program pendidikan di
Asia Tenggara.
Direktur SEAMEO Gatot
Hari Priowirjanto mengatakan
pengembangan riset tersebut dilakukan sebagai upaya mengurai permasalahan
pendidikan di Asia Tenggara, yang juga berdampak langsung pada kondisi
pendidikan di Tanah Air.
"Indonesia
menjadi salah satu pusat perhatian SEAMEO karena 50 persen peserta didik dasar
hingga menengah di Asia Tenggara berada di Indonesian," ujar Gatot, Senin
(16/11/2015) di Jakarta.
Oleh karena itu, kata
Gatot, menyelesaikan permasalahan pendidikan di Indonesia sama dengan
menyelesaikan 50 persen permasalahan pendidikan di Asia Tenggara. Dalam
kegiatan tersebut, hadir para pemangku kebijakan dari total 21 Pusat Unggulan
SEAMEO.
Gatot menjelaskan
setiap masing-masing Pusat Unggulan SEAMEO memiliki fokus di bidang pendidikan
yang berbeda-beda, mulai dari SEAMEO Regional Center for Lifelong Learning
(SEAMEO CELL), SEAMEO Regional Centre for Educational Innovation and Technology
(SEAMEO INNOTECH), hingga SEAMEO Regional Languange Center (SEAMEO RELC).
"Selain itu juga
hadir para pejabat eselon satu Kemdikbud, perwakilan 12 PPPPTK (Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan), hingga Lembaga
Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Pengembangan riset bersama antara SEAMEO
dengan Kemdikbud merupakan upaya yang sangat strategis, karena program
prioritas yang saling berkaitan," ujarnya.
Gatot mengungkapkan
SEAMEO memiliki tujuh agenda prioritas yang meliputi pemerataan pendidikan
untuk anak usia dini, mengatasi hambatan kesempatan belajar, mempersiapkan
sekolah agar mampu membantu ketahanan negara dalam menghadapi dan
mempertahankan pendidikan dalam keadaan darurat.
"Selain itu juga
prioritas dalam menerapkan kurikulum abad ke-21, menyebarluaskan manfaat pendidikan
kejuruan, reformasi pendidikan keguruan, hingga mengharmonisasi program dengan
pendidikan tinggi melalui koordinasi antar-institusi," kata Gatot.
Program prioritas
tersebut relevan dengan sejumlah agenda prioritas Kemendikbud yang di antaranya
mencakup pendidikan universal 12 tahun, mutu atau kualitas lulusan, hingga
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan ajang tersebut menjadi
kesempatan bagi Indonesia untuk mengadopsi dan mengembangkan gagasan terkait kebijakan
pendidikan yang telah dikembangkan di sejumlah negara Asia Tenggara.
Namun, kata Mendikbud,
mengembangkan gagasan sangat penting untuk menciptakan masa depan pendidikan
yang lebih baik. "Agar kebijakan-kebijakan yang dilakukan di Indonesia,
merefleksikan dari agenda prioritas yang menjadi fokus SEAMEO. Ini juga kami
gunakan untuk bercermin, karena berbicara mengenai tantangan di ASEAN, maka
kita juga bicara tentang tantangan di dalam negeri," kata Anies, Senin
(16/11/2015), saat acara Workshop SEAMEO New Education Agenda, Kantor
Kemendikbud, Jakarta.
0 Comments