![]() |
Dr. Nannette Lomarda dan Andy Eka Setya: verifikasi layanan. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET – Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar Roving Seminar
On Weather Forcast Verification In Support Of Global Framework For Climate
Service (GFCS), seminar yang bertujuan untuk melakukan evakuasi metode
perkiraan dan mendukung kerangka global iklim.
Kepala BMKG Andy Eka
Setya mengatakan kegiatan tersebut berlangsung atas kerjasama antara BMKG
dengan Badan Meterologi Dunia (World Meteorological Organization/WMO), dan
seminar ini juga bagian dari program penelitian mengenai
cuaca dunia.
Bagi
Indonesia, kata Andy Eka Setya, seminar tersebut sangat penting sekali dan ini sebagai
seminar pertama di dunia. Biasanya WMO yang mengundang
tapi untuk kali ini diselenggarakan di Indonesia, dan ini menjadi penting
karena Indonesia memasuki musim transisi.
"Pentingnya seminar ini ialah, biasanya
kalau diselenggarakan di negara lain,
Indonesia hanya mampu mengirim 2-3 orang. Oleh karena seminar ini dilakukan di Indonesia,
BMKG mengundang seluruh prakira cuaca di Indonesia dan tentu saja banyak sekali
informasi yang didapat," ujar
Kepala BMKG Andi
Eka Setya, Selasa (17/11/2015), pada seminar tersebut di Kantor BMKG, Jakarta.
Andy menjelaskan kesempatan tersebut sangat bagus karena dapat melakukan pertukaran
destiminasi perkiraan. "Jadi perkiraan berdasarkan impact dan risikonya, sangat bagus untuk meningkatkan ketelitian dan
verifikasi layanan kepada masyarakat," ujar Andy.
Sementara itu, Senior Sentific Officer WMO,
Dr. Nannette Lomarda menjelaskan seminar
itu menjadi penting dan untuk pertama kali bagi
WMO dan BMKG. Verifikasi sangat penting dan hasil riset perlu diverifikasi
forkesnya.
“Itu betul-betul diharapkan serta kita harus meningkatkan verifikasi,” tandas Lomarda.
Nennette mengungkapkan mengapa Indonesia yang
dipilih, karena
BMKG Indonesia memiliki perkirawan cuaca yang cukup banyak dan jumlah yang
banyak. Ini sangat penting untuk diverifikasi, jika forkesnya baik maka layanan
akan lebih baik.
"Tentunya ini bukan hanya mewujudkan
vorkester di Indonesia menjadi pengajar
di link seminar yang sama pada kesempatan lebih lanjut.
Paling tidak ada pengajar di Indonesia,"
ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Lomarda, diharapkan vorkester
tidak hanya menjadi pengajar tapi menjadi anggota dan partisipan dalam workshop
tim tutorial, dan menyiapkan materinya serta tutorial workshop nantinya akan
dilakukan tiga tahun kedepan dan diselenggarakan di Jerman pada 2017. (dade)
0 Comments