![]() |
Budi Karya Sumadi: tim independen. (Foto: Syafril Elain, TangerangNET.Com) |
NET - Perluasan lahan
Bandara Soekarno Hatta dipastikan dapat
dimulai awal tahun 2016 nanti. Pasalnya
pembebasan lahan tersebut saat ini sudah sampai pada tahap
inventarisasi lahan milik warga.
"Sosialisasi
pembebasan lahan itu sudah dilakukan,
dan kini tinggal inventarisasi
saja," ujar Direktur Utama PT
Angkasa Pura II (Persero) Budi Karya Sumadi kepada wartawan, Senin (16/11/2015).
Kemudian, lanjutnya, setelah
inventarisasi dilakukan tentu ada pembayaran pembebasan lahan kepada masyarakat, sehingga pembangunan
konstruksinya bisa segera dimulai.
"Harapan kami rencana itu dapat berjalan dengan baik, sehingga
akhir tahun 2017, pembangunan landas pacu (runway) ketiga Bandara
Soekarno-Hatta, Tangerang bisa diselesaikan," ungkap Budi Karya Sumadi.
Mengenai ketentuan
harga tanah yang dibebaskan , Budi Karya Sumadi menjelaskan akan ditentukan oleh
tim independen (appraisal). "Jadi apa yang nantinya ditentukan oleh apprisal akan kami bayar," tutur
Budi.
Karenanya, kata Budi
Karya Sumadi, pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar menerima ketentuan
nilai harga pembebasan yang telah dikeluarkan oleh tim apprisal mengingat
perluasan lahan Bandara Soekarno Hatta itu adalah program Pemerintah.
Ditanya terdiri atas
instansi mana saja tim appraisal
tersebut, Budi Karya Sumadi mengaku tidak tahu. Alasannya tim independen tersebut
dibentuk lansung oleh Pemerintah pusat. "Saya tidak tahu, yang jelas
perluasan pembangunan Bandara Soekarno Hatta sudah sesuai dengan ketentuan yang
ada, yaitu pembebasannya dilakukan oleh Pemerintah pusat yang didukung pula
oleh Gubernur Banten (Rano Karno),
Walikota Tangerang (Arief R. Wisamansyah) dan Bupati
Tangerang (Achmed Zaki Iskandar)," jelas Budi Karya.
Disinggung soal
permintaan warga yang menuntut
ganti rugi lahan tersebut hingga Rp 20
juta per meter persegi, Budi Karya Sumadi enggan berkomentar. Alasannya,
ketentuan nilai tersebut ditangani oleh appraisal. "Wah, kalau itu saya no
comment," kilah Budi Karya Sumadi.
Begitu pula ketika
disinggung dengan adanya rumah-rumah siluman yang baru muncul ketika lahan
tersebut akan dibebaskan, Budi Karya, memilih diam dan tidak menjawab.
Berdasarkan data yang
diperoleh di lapangan, perluasan lahan Bandara Soekarno Hatta yang akan
diperuntukkan untuk menambah landasan pacu atau runway pesawat mencapai 860 hektar. Dan lahan itu berada di lima desa di Kecamatan Teluk Naga
dan Kosambi, seperti Desa Teluk Naga, Bojong Renged, Kebon Cau, Rawa Rengas,
dan Rawa Burung.
Warga setempat meminta
agar lahan miliknya dibayar Rp 20 ribu permeter. "Ya kalau tidak Rp 20
ribu permeter persegi, mendingan gak usah. Karena selain lahan sekarang memang
mahal, lahan itu adalah peninggalan orang tua saya," ucap Maman,
warga Desa Rawarengas, Kosambi.
Begitu pula dengan
warga lainnya di desa tersebut. Mereka memilih untuk tetap bertahan di sana,
apabila lahan yang miliknya diganti dibawah Rp 20 ribu permeter persegi. (man)
0 Comments