![]() |
Saat diskusi ada kekhawatiran muncul komunis baru. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - Peringatan 30 S/PKI memang sudah berjalan sebulan, tetapi isu komunisme
di Indonesia masih tetap hangat diperbincangkan khususnya di dunia poitik. Perkembangan komunisme
kembali hadir di berbagai lini politik dengan berbagai kemasan strategi dan taktiknya.
"Hal ini patut dipertayakan orisinilitas
dan
kebenarannya
seperti yang sering muncul dari istilah politik buah semangka, kuda troya,
pendonpleng reformasi hingga politik metamorposa. Kembalinya isu konunisme hangat untuk diperbincangkan setelah negara Cina menguat," ujar pengamat
intelijen Wawan H. Purwanto, Jumat (30/9), saat seminar dengan tema: Komunisme di Indonesia
dan Keterlibatan
CIA pada tahun 1965, di Universitas Nasional (Unas) Pasar Minggu, Jakarta.
Mereka menegaskan eksistensi politiknya di
dunia. Apalagi kini negara tersebut begitu berpengaruh di beberapa sektor strategis di
Indonesia. Semakin kuatnya Tiongkok serta faham komunismenya seakan menguatnya asumsi bahwa telah
menguatnya prasarana domistik di Indonesia.
Diskusi Publik ini, terselenggara atas kerjasama Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional bersama Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional (LPKN).
"Namun, dskusi yang mendatangkan beberapa
nara sumber
di antaranya
Prof. Dr. Maswadi Rauf, (Direktur Sekolah Pascasarjana Unas), Prof. Dr. Hikmahanto Juwana (pengamat
intelijen), Dr. Asvi Warman Adam, ahli Sejarah Indonesia/Peneliti Utama LIPI, Ridwan Saidi Politisi sekaligus nas, Dr. Robi Nurhadi, Ketua P3M Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional,
Igo Ilham Anggota DPR RI, dan dr Wawan Hari Purwanto,
Direktur dan Peneliti
LPKN sekaligus pengamat
Intelijen," ujarnya. (dade)
0 Comments