Radhar Pancar Dahana saat menyampaiakan pernyataan sikap. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - Sejumlah kalangan budayawan menyatakan rasa prihatin dengan perkembangan
adab bangsa Indonesia belakangan ini. Hal tersebut termasuk adanya rencana
Pemerintah dan DPR RI untuk merivisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) dengan dibahasnya revisi Rancangan UU KPK.
Keprihatinan tersebut
dituangkan dalam sebuah pernyataan sikap yang disebut sebagai Mufakat Budaya Indonesia.
Dalam pernyataan sikap tersebut, Radhar Pancar
Dahana bertindak sebagai juru bicara.
Radhar Pancar Dahana mengatakan mengikuti perkembangan
mutakhir kehidupan berbangsa di semua dimensi termasuk politik, ekonomi, hingga juridis, ‘Mufakat Budaya’ merasa prihatin dengan perkembangan keadaban bangsa Indonesia. Sebagai
manusia, juga sebagai bangsa, yang kian menunjukkan inadekuasai dan degradasi
yang tajam dalam melangsungkan hidup yang dijiwai dengan nilai-nilai luhur dan
keluruhan budi.
"Kami menyesal usaha
sebagian golongan masyarakat, khususnya yang ada di kalangan elit bahkan
pengambil kebijakan publik, yang secara konspiratif bahkan hampir tanpa
keadaban (primitif) mencoba menghancurkan upaya-upaya bersama kita untuk meraih
keluruhan dan kemuliaan itu. Hal
itu dilakukan antara lain dengan revisi RUU KPK,
pengesahan RUU Kebudayaan, dan penyusunan RUU Pengampunan Koruptor," ujar Radhar kepada wartawan, Selasa (13/10/2015), di Taman Ismail
Marzuki (TIM), Jakarta.
Namun, kata Radhar, semua upaya yang secara nyata melawan kehendak dan harapan publik,
sejarah, dan konstitusi. Bahkan secara sistematis berhendak mengoyak soliditas
dan kekuatan kebudayaan yang diwariskan pada anak bangsa oleh para leluhur, bahkan bisa jadi
penyebab runtuhnya eksistensi bangsa.
“Kami,
tentu saja bertanggung jawab atas semua hal tersebut. Dalam upaya
bertanggung jawab itu, kami menyerukan dengan kuat dan hikmat pada semua pihak
yang terlibat dalam usaha-usaha destruktif di atas, merenungkan kembali sejarah dan jati diri
bangsa ini. Juga kedudukan, amanah, dan tanggung jawab besar
yang dimilikinya, untuk menghentikan usaha-usaha tersebut, atau bila tidak
mengembalikan amanah suci tersebut,”
tutur Radhar berharap.
Sementara itu, kata Radhar, membatalkan dengan hati yang besar
dan pikiran yang benar, semua upaya legislasi kehidupan publik yang menodai
atau mengkhianati nilai-nilai luhur kebudayaan itu sendiri.
"Kami mengajak dengan sungguh-sunguh
semua eksponen bangsa untuk bekerja keras bersama untuk menghentikan krisis kebudayaan
yang pasti akan menenggelamkan derajat bahkan keberadaan kita sebagai manusia
dan bangsa," ujarnya.
Radhar mengungkapkan untuk itu kalangan budayawan menyerukan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk
membangun negeri, mengembangkan kepribadian, dan keadaban bangsa demi kemuliaan hidup anak
cucu.
"Namun jangan sampai, kita terlaknat oleh
nasib dan sejarah karena kebodohan dan ketamakan hidup yang sementara ini, hanya
karena disepelekan atau keacuhannya atas
seruan kebudayaan ini," ungkap Radhar. (dade)
0 Comments