![]() |
| Gubernur Banten Andra Soni dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf. (Foto: Istimewa) |
Pelantikan PWNU Provinsi Banten periode 2025 - 2030 itu
dihadiri langsung oleh Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf, Katib ‘Am PBNU Ahmad
Said Asrori, Wakil Ketua PBNU Amin Said Khusni serta tamu undangan lainnya.
Andra Soni mengatakan NU telah banyak memberikan sumbangsih
yang besar terhadap kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
di Provinsi Banten.
“Kami berharap NU bisa menjadi bagian penting dalam
revitalisasi nilai-nilai keagamaan menjadi sumber etika atau landasan guna
membangun tatanan kehidupan yang lebih baik, secara duniawi maupun ukhrawi,”
katanya.
Selain itu, di sektor pendidikan, NU telah memberikan
sumbangsih yang besar dalam memajukan dunia pendidikan melalui program
pendidikan berbasis keagamaan, baik yang berupa pondok pesantren salafiyah,
madrasah serta sekolah umum berbasis agama.
“Mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi, yang sangat
bernilai positif guna melahirkan generasi masa depan,” jelasnya.
Andra Soni melihat NU merupakan mitra strategis Pemda dalam
pemberdayaan dan pengembangan Pondok Pesantren (Ponpes) di Provinsi Banten.
Apalagi, berdasarkan data Kementerian Agama Republik Indonesia, jumlah
pesantren di Provinsi Banten sebanyak 6.290.
“Baik pesantren salafi dan pondok pesantren modern dengan
jumlah santri sebanyak 483.386 orang,” ujarnya.
Pada era kemajuan teknologi informasi seperti saat ini,
Andra Soni mengajak NU bisa meningkatkan eksistensi dan perannya, sehingga
keberadaannya akan semakin dirasakan dan mendapatkan legitimasi yang kuat dari
seluruh komponen masyarakat dan stakeholder pembangunan.
“Tentunya prinsip yang senantiasa kita pegang yakni
sebaik-baiknya manusia adalah yang lebih memberikan manfaat kepada sesama
manusia,” jelasnya.
Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf mengatakan Banten ini
merupakan tempat monumental bagi ulama. Terutama, pada Muktamar ke-38 tahun
1938 di Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang. Pada saat itu para kiai
mempersilakan dua peserta ‘nyai’ yang dipersilakan pidato di depan para kiai.
“Itu sesuatu yang tidak lumrah terjadi di kalangan NU,”
katanya.
Di dalam pidatonya itu, dua ‘nyai’ itu meminta kaum
perempuan diberikan hak yang setara untuk memperoleh pendidikan. Dari pidato
itu merupakan titik awal penanda proses sehingga berdirinya Muslimat NU pada
1966.
“Sekarang di Banten yang menjadi ketuanya Bupati Serang.
Alhamdulillah,” katanya.
Sementara itu, Ketua PWNU Banten KH Hafis Gunawan
menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara pelantikan tersebut. Ia
juga berterima kasih kepada panitia, para tamu undangan, serta jamaah yang
hadir.
“Kami mohon maaf apabila tempat yang tersedia belum mampu
menampung seluruh jamaah yang hadir, karena jumlah peserta yang datang melebihi
7.000 orang. Namun, kami bersyukur atas semangat kebersamaan yang luar biasa
dari seluruh warga NU Banten,” kata KH Hafis Gunawan. (*/pur)




0 Comments