![]() |
Arwan, S. Pd, M. Si. (Foto: Istimewa) |
Oleh : Ahmad
Khozinudin, S.H.
NAMANYA Arwan,
S.Pd. M.Si. Dulu, berusaha menghubungi penulis agar bisa dipertemukan dengan
Muhammad Said Didu. Dia, telah mencantumkan nama Said Didu sebagai Keynote
Speaker acara Kongres Rakyat Banten menolak Pantai Indah Kapuk (PIK)-2, tanggal
12 Januari 2024 lalu. Padahal, dia belum meminta izin untuk mencantumkan nama
Said Didu dalam poster yang sudah diedarkan.
Dia, berusaha
menghubungi penulis agar dipertemukan dengan Said Didu. Alhamdulillah, Said
Didu saat itu menolak untuk bertemu dan terlibat sebagai Keynote Speaker,
karena telah mencium gelagat tak sedap, melalui proposal acara yang diedarkan
dengan meminta bantuan dana.
Saat Hari-H
acara, Said Didu tak hadir. Sejumlah tokoh dari Jakarta juga tak hadir. Penulis
pun enggan hadir, karena tak memiliki catatan riwayat reputasi penyelenggara
acara. Mayjen TNI Purn Soenarko juga tak hadir.
Berbeda dengan
acara Musyawarah Rakyat Banten di Aula Kantor Kecamatan Pontang, Kabupaten
Serang, Banten, yang menolak proyek PIK-2. Kami sudah kenal dan percaya
reputasi Holid Miqdar (Nelayan Pontang) yang saat itu belum dikenal luas, tapi
kami kenal baik kiprahnya.
Hari ini,
tiba-tiba penyelenggara Kongres Rakyat Banten namanya kembali menjadi
perbincangan di kalangan aktivis Banten karena videonya beredar membela
investasi (PIK-2). Tapi sejumlah aktivis mengaku tak terkejut dengan beredarnya
video tersebut, karena sejak awal sudah banyak yang mengendus bau yang tak
sedap.
Dalam kesempatan
ini, penulis ingin menyampaikan pesan, kepada segenap para pejuang kebenaran,
pelawan kezaliman, dengan pesan-pesan sebagai berikut:
Sejatinya,
pejuang hanya akan berkawan dengan pejuang. Para pengkhianat tidak akan betah
duduk dan beriringan dengan pejuang, karena sejak awal beda tujuan.
Bagi yang
memiliki keyakinan akan nilai-nilai kebenaran, tak akan sudi jiwanya dibeli
dengan materi. Bagi para penjilat dan pengkhianat, sudah lazim melacurkan diri
dan menjual murah diri dan jiwanya untuk ditukar dengan sekerat tulang dunia
yang tidak mengenyangkan.
Berpisah dengan
PENGKHIANAT, bukan kabar buruk dan tak perlu merasa kehilangan. Sebab,
pengkhianat ibarat penyakit dalam tubuh. Jika penyakit itu pergi, tubuh malah
menjadi sehat.
Pengumuman
pengkhianat sejak dini, justru menguntungkan perjuangan. Karena tidak ada
manfaat sedikit pun, dari berhimpunnya para pengkhianat. Bahkan, seluruh
pengkhianat harus diamputasi dari tubuh perjuangan, agar tak ada beban
penyakit, agar perjuangan menjadi sehat dan semakin solid.
Berbahagialah,
orang-orang yang teguh memegang erat nilai nilai kebenaran. Karena harga
tertinggi dari seorang pejuang adalah legacy dan reputasi, bukan materi.
Kita, tak akan
pernah menjadi hina karena kekurangan harta. Tak pula menjadi mulia karena
bergelimang harta. Karena materi bukanlah nilai sejati dari seorang
pejuang.
Menyitir firman Allah SWT, kedudukan manusia yang paling
mulia, adalah yang paling bertaqwa. Ciri seorang pejuang yang bertaqwa, selalu
Istiqomah di jalan perjuangan. Panjang umur perjuangan. Allahu Akbar! (***)
Penulis adalah Advokat,
Koordinator Tim Advokasi Melawan Oligarki Rakus Perampas Tanah Rakyat
(TA-MOR-PTR)
0 Comments