Penyerahan bantuan untuk konservasi terumbu karang dari Manajemen Bandara Soekarno-Hatta. (Foto: Istimewa) |
Senior Manager of Branch Communication & Legal Bandara Soekarno-Hatta M. Holik
Muardi mengatakan pelaksanaan program konservasi ini adalah wujud nyata dari
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan.
Menurut Holik, keberadaan terumbu karang yang sehat adalah
salah satu indikator utama dari ekosistem laut yang berfungsi dengan baik dan
memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui sektor pariwisata.
“Program ini adalah bagian dari komitmen jangka panjang kami
untuk melestarikan lingkungan laut. Kami percaya bahwa pelestarian terumbu
karang di Tanjung Lesung tidak hanya akan memberikan manfaat bagi lingkungan,
tetapi juga akan memperkuat daya tarik pariwisata lokal yang berkelanjutan,”
ujar Holik Muardi di Pandeglang, Kamis (15/8/2024).
Program ini, kata Holik, merupakan bagian dari Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dicanangkan oleh manajemen Bandara
Soekarno-Hatta. Dengan menggandeng PT Banten West Java dan masyarakat lokal
yang tergabung dalam Yayasan Konservasi Selat Sunda (YKSS). Program ini
bertujuan untuk melestarikan ekosistem laut dan mendukung pengembangan
pariwisata berkelanjutan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung Resort,
Pandeglang.
Kegiatan konservasi terumbu karang ini, kata Holik, tidak
hanya berfokus pada pelestarian alam, tetapi juga berupaya untuk menciptakan
sinergi antara pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi melalui pariwisata.
Terumbu karang, sebagai salah satu ekosistem laut yang paling berharga,
memainkan peran penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan melindungi
pantai dari erosi.
“Dengan adanya program ini, diharapkan akan ada peningkatan
kualitas terumbu karang di wilayah Tanjung Lesung, yang pada akhirnya dapat
menjadi daya tarik tambahan bagi wisatawan. Selain itu, kegiatan ini juga
diharapkan dapat memberikan edukasi kepada masyarakat lokal dan wisatawan
tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan untuk keberlangsungan
kehidupan pada masa depan,” ucap Holik.
Pariwisata berkelanjutan, kata Holik, merupakan konsep yang
sangat relevan di tengah perubahan iklim dan tantangan lingkungan saat ini.
Konsep ini mengedepankan keseimbangan antara kepentingan ekonomi, pelestarian
lingkungan, dan kesejahteraan sosial, maupun budaya. Melalui program ini,
manajemen Bandara Soekarno-Hatta berupaya memastikan bahwa pengembangan
pariwisata di kawasan Tanjung Lesung tidak hanya menguntungkan secara ekonomi,
tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat lokal.
“Pariwisata yang berkelanjutan harus mampu menjaga
keseimbangan antara kebutuhan wisatawan dengan perlindungan sumber daya alam,
sehingga dapat dinikmati oleh generasi sekarang dan yang akan datang,” tutur
Holik.
Adapun program konservasi terumbu karang ini kelanjutan dari
serangkaian program TJSL yang telah dilaksanakan oleh manajemen Bandara
Soekarno-Hatta di wilayah Tanjung Lesung Resort. Beberapa program sebelumnya
termasuk pembangunan fasilitas konservasi penyu yang dikelola oleh Komunitas
Sahabat Penyu Tanjung Lesung pada tahun 2023.
Selain itu, pada bulan Maret 2024, manajemen Bandara
Soekarno-Hatta juga telah melaksanakan Program Injourney Green, yang melibatkan
penanaman lebih dari 500 batang pohon di kawasan Tanjung Lesung, sebagai bagian
dari upaya untuk mendukung penghijauan dan pelestarian lingkungan di sekitar
kawasan wisata. (*/pur)
0 Comments