Moh. Naufal Dunggio. (Foto: Ist/koleksi pribadi MN Dunggio) |
INILAH sebuah penderitaan yang sangat menyakitkan sekali.
Ini yang terjadi sama Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Pada akhir-akhir masa
jabatannya partai yang dia pupuk dengan pupuk yang unggul yang sangat spesial
tiba-tiba berubah haluan mendukung orang yang sangat di benci, ditakuti.
Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) itu pendukung berat Jokowi tapi mengapa mereka berada di balik
bersebrangan dengan Jokowi. Hanya satu alasan yang persis dan tepat karena
untuk menjunjung tinggi Islam dan Umat Islam.
Lihat aja pelantikan Anies-Muhaimin (AMIN) di Hotel Yamato
atau Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, hotel pertama kali dimulai Resolusi
Jihad Warga Surabaya melawan penjajah. Jadi salah kalau PKB disusupkan oleh
Jokowi. Emangnya naik bus bisa disusup-susupkan..?
Rupanya Islamopobhia bukan hanya di Prancis tapi di Indonesia
juga banyak. Dengan dideklarasikan AMIN banyak yang kebakaran bulu ketek. Semua
pers seperti tak rela Anies memilih Muhaimin atau Cak Imin. Maunya AHY, Ketua
Umum Partai Demokrat (PD).
Padahal ini hanya merupakan Karma bagi SBY, Ketua Majelis
Tinggi PD. Bukankah dulu SBY pada priode keduanya menjabat Presiden mencalonkan
HNW (Hidayat Nur Wahid-Partai Keadilan Sejahtera). Jadi Calon Wakil Presiden (Cawapres)-nya
tapi tiba-tiba diganti dengan Budiono, Wakil Presiden RI. Yang penghianat itu
siapa...? Dan apakah PKS keluar dari dukungan kepada SBY...? Gak juga kaaan.
PKS tetap istiqomah mendukung SBY. Jejak digitalnya gak bisa dibantah.
Jadi ini semua sudah jalan-jalan Tuhan melalui shalat istikharah
baik secara pribadi Anies dan Cak Amin serta para Kyai di kubu PKB. Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) katanya langsung bergerak mau usut kasus-kasus Korupsi
di antara para Capres dan Cawapres. Kalau mau adil jangan hanya Cak Imin yang
dibidik. Ganjar Pranowo (Calon Presiden usungan PDIP) dan Prabowo Subianto
(Calon Presiden Partai Gerakan Indonesia Raya) dengan Food Estate di Kalimantan
jangan lupa juga disidik.
SBY harus banyak-banyak belajar kepada Bu Megawati Sukarno
Putri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Di PDIP ada
anaknya Puan Maharani tapi Bu Mega calonkan orang lain sebagai kader untuk
regenerasi jadi Capres tidak ngotot anaknya. Tapi kalau SBY ngotot benar agar
anaknya dicalonkan jadi Cawapres Anies. Giliran Anies pilih yang lain Ngambek
keluar dari koalisi. Kalau seperti ini maka AHY gak bakalan dapat apa-apa.
Takdir aktivis mahasiswa memulai menerima hasil aktivisannya sejak mahasiswa
dulu sekaligus era Santri berjaya.
Biarlah yang menjauh jauh aja sekalian dan jangan
balik-balik. Di koalisi baru gak perlu anak muda nirprestasi dan tukang ngambek
sama aja dengan bapaknya. Memang Karma itu berlaku pada siapa aja. Moeldoko (Kepala
Staf Kepridenan) di rumahnya tertawa Cina melihat sikon sekarang. Walaupun kita
juga gak setuju dia mau copet PD.
Inilah realita kehidupan kita yang berbuat bukan dibalas ke
kita tapi bisa dibalas ke anak kita. Mengerikan.
Wallahu A'lam ... (***)
Bekasi, 020923.
Penulis adalah Aktivis
dan Ustadz Kampung.
0 Comments