Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Anies-Muhaimin (AMIN) Guncang Dunia Persilatan Perpolitikan Indonesia

Moh. Naufal Dunggio.
(Foto: Ist/koleksi pribadi MN Dunggio)  


Oleh: MOH. NAUFAL DUNGGIO

 

INILAH sebuah penderitaan yang sangat menyakitkan sekali. Ini yang terjadi sama Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Pada akhir-akhir masa jabatannya partai yang dia pupuk dengan pupuk yang unggul yang sangat spesial tiba-tiba berubah haluan mendukung orang yang sangat di benci, ditakuti.

Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu pendukung berat Jokowi tapi mengapa mereka berada di balik bersebrangan dengan Jokowi. Hanya satu alasan yang persis dan tepat karena untuk menjunjung tinggi Islam dan Umat Islam.

Lihat aja pelantikan Anies-Muhaimin (AMIN) di Hotel Yamato atau Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, hotel pertama kali dimulai Resolusi Jihad Warga Surabaya melawan penjajah. Jadi salah kalau PKB disusupkan oleh Jokowi. Emangnya naik bus bisa disusup-susupkan..?

Rupanya Islamopobhia bukan hanya di Prancis tapi di Indonesia juga banyak. Dengan dideklarasikan AMIN banyak yang kebakaran bulu ketek. Semua pers seperti tak rela Anies memilih Muhaimin atau Cak Imin. Maunya AHY, Ketua Umum Partai Demokrat (PD).

Padahal ini hanya merupakan Karma bagi SBY, Ketua Majelis Tinggi PD. Bukankah dulu SBY pada priode keduanya menjabat Presiden mencalonkan HNW (Hidayat Nur Wahid-Partai Keadilan Sejahtera). Jadi Calon Wakil Presiden (Cawapres)-nya tapi tiba-tiba diganti dengan Budiono, Wakil Presiden RI. Yang penghianat itu siapa...? Dan apakah PKS keluar dari dukungan kepada SBY...? Gak juga kaaan. PKS tetap istiqomah mendukung SBY. Jejak digitalnya gak bisa dibantah.

Jadi ini semua sudah jalan-jalan Tuhan melalui shalat istikharah baik secara pribadi Anies dan Cak Amin serta para Kyai di kubu PKB. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) katanya langsung bergerak mau usut kasus-kasus Korupsi di antara para Capres dan Cawapres. Kalau mau adil jangan hanya Cak Imin yang dibidik. Ganjar Pranowo (Calon Presiden usungan PDIP) dan Prabowo Subianto (Calon Presiden Partai Gerakan Indonesia Raya) dengan Food Estate di Kalimantan jangan lupa juga disidik.

SBY harus banyak-banyak belajar kepada Bu Megawati Sukarno Putri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Di PDIP ada anaknya Puan Maharani tapi Bu Mega calonkan orang lain sebagai kader untuk regenerasi jadi Capres tidak ngotot anaknya. Tapi kalau SBY ngotot benar agar anaknya dicalonkan jadi Cawapres Anies. Giliran Anies pilih yang lain Ngambek keluar dari koalisi. Kalau seperti ini maka AHY gak bakalan dapat apa-apa. Takdir aktivis mahasiswa memulai menerima hasil aktivisannya sejak mahasiswa dulu sekaligus era Santri berjaya.

Biarlah yang menjauh jauh aja sekalian dan jangan balik-balik. Di koalisi baru gak perlu anak muda nirprestasi dan tukang ngambek sama aja dengan bapaknya. Memang Karma itu berlaku pada siapa aja. Moeldoko (Kepala Staf Kepridenan) di rumahnya tertawa Cina melihat sikon sekarang. Walaupun kita juga gak setuju dia mau copet PD.

Inilah realita kehidupan kita yang berbuat bukan dibalas ke kita tapi bisa dibalas ke anak kita. Mengerikan.

Wallahu A'lam ... (***)


Bekasi, 020923.

 Penulis adalah Aktivis dan Ustadz Kampung.


Post a Comment

0 Comments