Wagub Banten Andika Hazrumy menerima cindera mata dari Paguyuban LLDikti. (Foto: Istimewa) |
Andika mengatakan hal itu sebagai sebuah keberuntungan bagi
daerah Banten menjadi objek kegiatan ilmiah dari para profesor se-Jabar dan
Banten.
"Kami menyambut baik dan mengucapkan terima kasih atas
inisiasi dari paguyuban yang tahun ini PPM-nya memilih di Banten Lama,"
ujar Andika pada acara pembukaan kegiatan tersebut di Pendopo Gubernur Banten,
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Jalan Syech Nawawi Al
Bantani, Kota Serang, Selasa (10/5/2022).
Dikatakan Andika, pemerintah dan warga Banten tentu menunggu
hasil rekomendasi untuk pengembangan kawasan Banten Lama dari para profesor
tersebut.
Pemprov Banten, kata Andika, sejak awal masa kepemimpinan
Gubernur Wahidin Halim bersama dirinya sebagai Wagub, telah memutuskan untuk
melakukan revitalisasi kawasan Banten Lama. Hal itu mengingat Banten Lama
sebagai objek sejarah sekaligus objek religi Islami yang jika mendapatkan
sentuhan yang tepat akan menjadi aset yang positif bagi daerah.
"Alhamdulillah setelah bekerja keras Pak Gubernur dan
saya akhirnya berhasil merevitalisasi Banten Lama yang kita sama-sama tahu
sebelumnya itu sulit sekali dilakukan," paparnya.
Namun demikian, Andika berharap dengan PPM para profesor
se-Jabar dan Banten yang kini akan dilakukan, Kawasan Banten Lama sebagai objek
sejarah dan religi Islami akan bisa lebih maksimal lagi. "Bagaimana
pengembangan pariwisata harus dilakukan, bagaimana masyarakat sekitar dapat
terlibat dan menikmati hasilnya, hal itu sangat kami tunggu," ucap Andika.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Profesor LLDikti IV Jabar
Banten Endang Komara mengatakan kawasan Banten Lama memiliki nilai-nilai
penting mulai dari aspek sejarah- arkeologi, ilmu pengetahuan, kebudayaan,
pendidikan, hingga agama. Nilai penting sejarah-arkeolog menunjukkan Banten
Lama merupakan institusi kenegaraan yakni Kesultanan Banten (tahun 1552-1020).
Nilai penting ilmu pengetahuan, kata Endang, ditunjukkan
oleh sistem penjernihan air (Tasikardi-Pangindelan- Surosowan); ragam bentuk
bangunan dan struktur keraton, masjid, benteng, vihara, makam, permukiman,
dermaga, kanal, hingga jembatan.
"Semuanya satu kesatuan tata ruang antara tinggalan
budaya, tradisi, manusia, dan lingkungan," katanya.
Untuk nilai penting kebudayaan, kata Endang Banten Lama
mempunyai tinggalan budaya dengan karakter yang khas, perpaduan konsep eropa
dan unsur. Adapun nilai penting pendidikan ditunjukkan dengan tinggalan budaya
di kawasan Banten Lama yang mempunyai arti penting bagi pembelajaran untuk
memahami proses perkembangan pembentukan negara (masa Kesultanan) melalui
tinggalan cagar budaya.
Berikutnya terkait nilai penting agama, kata Endang, kawasan Banten Lama merupakan tinggalan masa
kesultanan Banten yang merupakan salah satu Kesultanan Islam besar di
Indonesia. (*/pur)
0 Comments