![]() |
Gubernur Banten H. Wahidin Halim. (Foto: Istimewa) |
"Aria Wangsakara itu Pahlawan Nasional dari Banten.
Ketika jadi pahlawan nasional, berarti milik Banten," jelas Gubernur WH
kepada wartawan di Kota Serang, Kamis (31/03/2022).
Aria Wangsakara itu, kata WH, asli orang Banten yang
berjuang untuk Banten. Sebagai apresiasi dan mengenang kiprah perjuangannya,
maka nama Aria Wangsakara diabadikan sebagai nama jembatan baru di Bogeg.
"Bagi masyarakat yang awam, baca sejarahnya Aria
Wangsakara itu lebih Banten daripada orang Banten itu sendiri. Di samping dia
keluarga kesultanan, dia juga berjuang mempertahankan dan membela Banten. Itu
sejarahnya," jelasnya.
Kalau soal nama jalan, kata WH, nama-nama pahlawan nasional
itu memang banyak dijadikan nama jalan. Bahkan di Banten ada nama-nama jalan
yang bukan orang asli dari Banten. Ditanya soal ada pihak yang tidak setuju
terkait penamaan tersebut, WH menjawabnya dengan santai.
"Jadi kalau itu yang dimasalahkan, saya kira bukan
logika publik," katanya.
Pembangunan Jembatan Aria Wangsakara ini tidak menghilangkan
jembatan yang lama, tujuannya untuk mengurai kemacetan yang kerap terjadi di
jalur tersebut.
"Kita bangun Jembatan Aria Wangsakara tapi tidak
menghilangkan jembatan lama (Jembatan Bogeg-red) kan masih ada, kolaborasi
dengan jembatan yang baru. Apa sih persoalannya, kita jangan berdebat dengan
soal-soal ini, yang perlu kita lakukan adalah membuat perubahan dan membangun. Terlepas
dari nama jembatan itu, (kita memiliki jembatan-red) yang cukup kuat karena
jembatan itu bukan hanya untuk warga sekitar tapi untuk warga Banten yang
sangat vital untuk menghubungkan satu kawasan ke kawasan lain," katanya.
Berdasar data buku Banten Sejarah dan Peradaban karya
Guillot, Ibunda Raden Aria Wangsakara adalah Nyai Mas Cipta Surasowan. Dia
adalah cucu dari Pangeran Sanghyang Surajaya bin Prabu Surosowan yang bertahta
di Banten Lama sebelum digantikan oleh Sultan Maulana Hasanudin.
Sultan Maulana Hasanuddin sendiri adalah sama-sama cucu
Prabu Surosowan. Nyai Mas Cipta dinikahkan dengan Pangeran Wiraraja dari
Kerajaan Sumedang Larang dan memiliki putra Raden Aria Wangsakara, atau
masyarakat Kabupaten Serang wilayah timur di Tanara, Lempuyang, Binuang
memanggilnya dengan sebutan Raden Kenyep Aria Wangsakara.
Raden Aria Wangsakara sendiri menikahi dua cucu Sultan
Maulana Hasanudin yaitu Ratu Maimunah binti Tubagus Idham dari Kresek dan Ratu
Zakiyah binti Ratu Salamah binti Sultan Abdul Mafakhir dari Kenari Kasemen. (*/pur)
0 Comments