Suasana peringatan Maulid di Masjid Jami Al Mu'awanah, Jalan Kisamaun. (Foto: Bambang TR/TangerangNet.Com) |
Ceramah Maulid diisi oleh Habib Abdul Qodir Bin Ahmad Al
Kaff, penceramah dari Condet, Jakarta Timur. Kegiatan dilaksanakan dengan standar Prokes Covid-19
bagi para jamaah dan tamu undangan yang hadir.
Ketua Umum Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Jami Al Mu'awanah H.
Usman Djafar Assegaf mengatakan betapa luar biasanya jasa dari Nabi Besar
Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia yang ada di dunia ini. Maka sudah
sepantasnya kita sebagai umatnya untuk selalu mengenangnya dan berusaha sekuat
tenaga untuk mengamalkan apa yang telah diajarkan oleh Beliau.
"Salah satu cara untuk menunjukkan kecintaan kita
kepada Nabi Besar Muhammad SAW adalah dengan selalu mengenang hari kelahiran
Beliau. Maulid Nabi Besar Muhammad SAW merupakan bentuk penghargaan yang sangat
besar kepada Beliau, dan kita harus bangga memiliki hari besar ini," ujar
H. Usman Djafar Assegaf.
Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang diadakan setiap tanggal
12 Rabiul Awwal bukan diperingati dengan kegiatan hura-hura yang kurang
bermanfaat, tetapi peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW itu diperingati
sebagai media untuk meningkatkan kecintaan kaum muslimin kepada Rasulullah
SAW.
Ketua Panitia H.
Mohammad Yamin mengatakan maksud dan
tujuan diselenggarakannya Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW ini adalah
untuk mengenang kembali Perjuangan Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang
mengangkat kehidupan masyarakat sebelumnya dari jaman penuh kegelapan yaitu
jaman jahiliyah yang dialami oleh kaum Kafir Qurais kepada jaman yang penuh
dengan terang benderang dengan cahaya Islami.
"Ajaran yang disampaikan oleh Nabi Besar Muhammad SAW
adalah ajaran yang penuh dengan suri tauladan bagi seluruh umat manusia di muka
bumi ini. Sebagai mana yang terdapat pada Surat Al Ahzab ayat 33 : 21: Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)
orang-orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari Kiamat dan dia
banyak menyebut Alloh," tutur H. Yamin.
Sementara itu, Habib Abdul Qodir Bin Ahmad Al Kaff selaku
penceramah dan pemberi tausyiah peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1443
Hijriah mengatakan proses kelahiran dari
manusia Agung nan Mulia Rasulullah SAW itu ditandai oleh kejadian gejala alam
dan mahluk yang ada di muka bumi pada saat itu dengan kejadian yang sangat
istimewa.
"Dalam sebuah riwayat yang shoheh diceritakan saat
menjelang kelahiran Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Ada dua orang wanita istimewa
di muka bumi yang sudah wafat selama ribuan tahun dan calon penghuni Surga
yaitu ibunda Nabi Isa AS - Siti Maryam
dan Asiah - istri raja Fir'aun
laknatullah "hadir" menyaksikan kelahiran manusia Agung nan Mulia
Rasulullah SAW hanya untuk mendapatkan rahmat-Nya atas kelahiran manusia paling
Mulia yaitu Rasulullah SAW," terang Habib Abdul Qodir Bin Ahmad Al
Kaff.
Habib Abdul Qoqir menjelaskan pada saat kelahiran Baginda
Rasulullah SAW seluruh patung di sekeliling Ka'bah yang dijadikan sesembahan
kaum Kafir Qurais pada saat itu tiba-tiba hancur sendiri dan seluruh hewan di
muka bumi dapat berbicara seperti bahasa manusia menyambut gembira kelahiran
Rasulullah SAW.
"Dan ada satu kisah lagi yang menarik tentang Abu Lahab,
paman Nabi yang akhirnya menjadi musuh besar Rasulullah SAW dan diberitakan
matinya akan masuk ke neraka Jahanam dan terus-menerus mendapatkan siksa kubur.
Menurut sebuah riwayat yang shoheh ditangguhkan siksa kuburnya setiap hari
Senin. Kenapa demikian, karena Abu Lahab pernah mengungkapkan kegembiraannya
saat diberitakan oleh hamba sahayanya atas kelahiran Nabi Besar Muhammad
SAW," ungkapnya.
"Coba kita bayangkan, bergembira saja menyambut
kelahiran Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, si Abu Lahab ditangguhkan siksa
kuburnya setiap hari Senin. Lalu bagaimana kita umatnya yang selalu
memperingati kelahiran Beliau setiap tanggal 12 Rabiul Awwal seperti saat ini
kita rayakan dan peringati bersama-sama dengan penuh kegembiraan,” tutur Habib
Abdul Qodir.
Satu hal yang paling terpenting dari peringatan Maulid Nabi
Besar Muhammad SAW ini, kata Habib Adul Qodir, adalah kita harus tunjukkan
dalam kehidupan sehari-hari yaitu biasakan untuk bersholawat kepada Nabi Besar
Muhammad SAW setiap hari baik selesai sholat lima waktu, sholat sunnah maupun
saat dalam sedang dalam keadaan lainnya. Karena sesungguhnya hanya sholawat
kepada Nabi Besar Muhammad SAW sajalah ibadah kita yang tidak akan pernah
ditolak oleh Alloh SAW.
“Sedangkan ibadah lainnya seperti sholat lima waktu, sholat sunnah, ibadah puasa baik wajib maupun sunnah dan pergi haji. Itu belum tentu diterima oleh Alloh SAW, karena semuanya tergantung pada niat dan hukum serta tata caranya. Walaupun niatnya ria pun sholawat kepada Nabi Besar Muhammad SAW itu pasti diterima oleh Alloh SAW," pungkasnya.
Hadir pada acara itu H. Uwen Ruswendi, H. Kusma Dimyati, Mahmud - Ketua
RW 007 Kelurahan Sukasari dan Ketua Paguyuban Sedulur Akur (PASAK) Kota
Tangerang H. Rais Soetrisno yang juga selaku Kasie Publikasi Masjid Jami Al Mu'awanah
Kisamaun Kota Tangerang. (btl)
0 Comments