Gubernur Banten H. Wahidin Halim. (Foto: Istimewa) |
Jumlah penduduk miskin itu tersebar di berbagai daerah di
Indonesia. Dilihat dari sisi angka kemiskinan terendah se-Pulau Jawa, Provinsi
Banten berada di posisi kedua setelah DKI Jakarta. Untuk Nasional, Provinsi
Banten masuk ke-8 (delapan) besar terendah.
Hal itu dirilis oleh Biro Administrasi Pimpinan Setda
Provinsi Banten, di Kota Serang, Rabu (17/2/2021) kepada sejumlah wartawan dan media di
Provinsi Banten.
Berikut angka kemiskinan provinsi di Pulau Jawa: DKI Jakarta
dengan persentase sebesar 4,69, Banten sebesar 6,63 persen, Jawa Barat sebesar
8,43 persen, Jawa Timur sebesar 11,46 persen, Jawa Tengah sebesar 11,84 persen,
Yogyakarta sebesar 12,80 persen.
Sementara itu 10 besar terendah angka kemiskinan secara
Nasional, berikut rinciannya: Bali sebesar 4,45 persen, DKI Jakarta sebesar
4,69 persen, Kalimantan Selatan sebesar 4,83 persen, Kepulauan Bangka Belitung
sebesar 4,89 persen, Kalimantan Tengah sebesar 5,26 persen, Kepulauan Riau
sebesar 6,13 persen, Sumatera Barat sebesar 6,56 persen, Banten sebesar 6,63
persen, Kalimantan Timur sebesar 6,64 persen, Maluku Utara sebesar 6,97 persen.
Sebelumnya, Gubernur Banten H. Wahidin Halim (WH) dalam telekonferensi Forum Renja OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Bidang Kesejahteraan Sosial Tahun 2021 (10/2) menyatakan penanganan kemiskinan menjadi tugas dan amanah yang harus dilakukan.
Dikatakan, program bantuan sosial bagi keluarga terdampak
Covid-19 di Provinsi Banten sebesar Rp. 600.000 per KPM (Keluarga Penerima
Manfaat) yang mencapai 421.177 kepala keluarga di Provinsi Banten. Program
bantuan jaminan sosial lainnya juga ada melalui PKH (Program Keluarga Harapan).
Pemprov Banten mengalokasikan bantuan sosial (Bansos)
sebesar Rp. 56,460 miliar pada APBD 2021. Sebagian dari bansos tersebut
disiapkan untuk membantu masyarakat terdampak Covid-19. Antara lain untuk
Jaring Pengamanan Sosial (JPS), program Jaminan Sosial Rakyat Banten Bersatu
(Jamsosratu), pengamanan kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat
terdampak Covid-19. (*/pur)
0 Comments