Saroh (terbaring) saat diperiksa kondisi kesehatannya oleh tim dokter di rumah sakit. (Foto: Istimewa) |
NET - Gubernur Banten H. Wahidin
Halim mengatakan negara harus hadir dalam setiap permasalahan yang dialami
warganya. Karena itu, Pemerintah Provinsi Banten merespon cepat terhadap Saroh,
9, warga Desa Rancaseneng, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, yang
menderita tumor di bagian bokongnya.
“Insha Allah terhadap tumor yang
diderita Saroh, akan dilakukan operasi pada hari Selasa tanggal 9 Oktober
2018,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten. M.
Yusuf, di Serang, Sabtu (6/10/2018).
Yusuf mengatakan penanganan
keluhan Saroh dilakukan secara terkoordinasi antara bidan desa, kepala desa,
pihak Kecamatan Cikeusik, Pemerintah Kabupaten Pandeglang, dan Pemerintah
Provinsi Banten.
Yusuf menjelaskan pada 31 Agustus
2018, bidan Desa Rancasenang memberikan pemahaman (edukasi) kepada keluarga
Saroh, supaya Saroh diobati di rumah sakit.
Upaya tersebut berhasil, Saroh dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Berkah Pandeglang. Di RSUD Berkah Pandeglang, dilakukan berbagai pemeriksaan
kesehatan.
Menurut Yusuf, Tim Dinas Kesehatan
Provinsi Banten berupaya jemput bola. Pada 3 September 2018 pihaknya, berangkat
ke RSUD Berkah Pandeglang, bertemu dokter bedah. Ternyata, di sana Saroh tidak bisa ditangani
dengan baik karena tidak ada alat. Akibatnya, Saroh harus dirujuk ke RSUD
Banten.
Selanjutnya, penanganan Saroh
dilakukan terkoordinasi antara Pemkab Pandeglang dan Pemprov Banten yang
melibatkan unsur bidan desa, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan(TKSK),
pemerintah kecamatan, Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang, RSUD Berkah Kabupaten
Pandeglang, Dinas Kesehatan Provinsi Banten, RSUD Banten, dan Dinas Komunikasi
Informatika Statistik dan Persandian Provinsi Banten.
Maka, pada 4 September 2018, Saroh diberangkatkan ke RSUD Banten, menemui dokter bedah umum. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan darah,
rongsen, dan CT Scan.
Hasil pemeriksaan selesai pada 13
September 2018. Kemudian dikonsultasikan ke dokter anak pada 21 September
2018. Namun, konsultasi tersebut tidak
berhasil, karena praktek dokter anak saat itu padat. Saat itu, Saroh datang jam
8.00 WIB. Tetapi, mendapatkan nomor antrean 138. Sehingga, terhadap Saroh tidak bisa dilakukan
pemeriksaan dokter anak.
Namun, Tim tidak menyiakan-nyiakan
waktu. Ketika pemeriksaan dokter anak tidak memungkinkan dilakukan untuk Saroh,
Tim bergerak ke Pandeglang untuk membetulkan Kartu Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan milik Saroh.
Karena antara kartu BPJS dan Kartu Keluarga tidak sinkron. Di dalam
kartu BPJS tertulis nama Saroh. Tetapi di Kartu Keluarga tertulis Sarohmah.
“Kalau tidak disinkronkan, akan
menjadikan permasalahan dalam pelayanan kesehatan selanjutnya,” tutur Turmuzi, Tim
dari Dinkes saat itu.
Selanjutnya, pada 24 September
2018, Saroh bersama Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Cikeusik, Dodong,
berangkat ke Serang. Pada 25 September 2018 dilakukan pemeriksaan dokter -anak
RSUD Banten. Hasilnya, Saroh menderita
batuk filek. Sehingga, memberikan obat untuk batuk filek dan diminta kembali
apabila sudah sembuh.
Pada 3 Oktober 2018, Tim bergerak
ke RSUD Berkah Pandeglang untuk mengurus surat rujukan, yang sudah habis
waktunya karena sudah satu bulan. Keesokannya, pada 4 Oktober 2018, Saroh
dibawa ke RSUD Banten. Dilakukan pemriksaan ke dokter spesialis bedah umum dan
dokter spesialis anak.
Dan, pada 5 Oktober 2018 dilakukan
pemeriksaan oleh dokter spesialis anastesi. Hasilnya, tim dokter sepakat untuk
dilakukan operasi terhadap Saroh. “Hari ini, 6 Oktober 2018, mulai dilakukan perawatan
terhadap Saroh,” kata Yusuf.
Selanjutnya, tambahnya, akan
dilakukan operasi pada Selasa, 9 Oktober 2018.
Tindakan selanjutnya adalah
pemeriksaan tumor yang diderita Saroh. “Bila tumor jinak, akan dilakukan
perawatan oleh RSUD Banten. Namun, bila dinyatakan ganas, penanganan Saroh akan
dirujuk ke RS Kanker Dharmais, Jakarta,” kata Yusuf seraya menegaskan bahwa
setiap tindakan yang dilakukan terhadap Saroh seluruhnya dalam pengawasan
Gubernur Banten H. Wahidin Halim dan Bupati Pandeglang Irna Narulita Dimyati
Natakusumah.
Sebagai informasi, Saroh merupakan
anak yatim piatu. Ayah dan ibunya sudah meninggal dunia sejak lahir.
Sebenarnya, benjolan pada bokong Saroh sudah ada sejak usia dua bulan. Tetapi, karena kurang pengurusan benjolan
tersebut membesar sejak usia tiga tahun .
Dan, kini penyakit yang diderita Saroh sedang dalam penanganan
terkoordinasi antara Pemrpov Banten dan Pemkab Pandeglang. (*/pur)
0 Comments