Ketua KPPI Marjoko MY: mengalami kemunduruan. (Foto: Istimewa) |
NET - Guna menangkal lonjakan impor, Pemerintah akan mengambil kebijakan
tindakan pengamanan perdagangan (Safeguards). Hal ini dilakukan agar industri
dalam negeri tidak mengalami kemunduran bahkan bangkrut.
“Tentu saja untuk menetapkan itu tidak gampang, harus ada tahapan penyelidikan
apakah benar data itu. Jika ditemukan kebenarannya, barulah kita lakukan
tindakan pengamanan sementara,” kata Marjoko, saat kegiatan sosialisasi dengan
Kadin Banten di Hotel Le Dian, Kota Serang, Banten, Rabu (13/9/2017).
Joko menjelaskan tujuan tersebut
untuk memberi kesempatan industri dan produsen dalam negeri melakukan perbaikan-perbaikan.
Karena dengan adanya BMTPS tentu impor akan berkurang, sehingga barang
industri dalam negeri kita bisa bersaing, katanya.
Marjoko mengklaim lonjakan impor yang paling besar adalah industri
pertambangan, melihat di Banten memiliki pabrik baja terbesar yaitu Krakatau
Steel (KS) yang juga perlu dilakukan pengamanan perdagangan.
“KS juga sudah megajukan supaya dilakukan tindak pengamanan perdagangan,
karena baja yang masuk kesini (KS) itu lonjakannya besar, terutama dari RRC dan
Korea Selatan,” terangnya.
Sementara, Wakil Ketua Bidang Perhubungan Industri Kadin Banten Dadan
Suryana menuturkan forum tersebut sangat
bagus untuk menjadi sarana para pengusaha untuk menyampaikan keluh kesahnya
terhadap pemerintah atas lonjakan impor yang terjadi cukup drastis di
Indonesia.
“Kadin Banten sebagai wahana yang memfasilitasi dunia industri, pengusaha
dan Pemerintah. Dalam hal ini, KPPI adalah Pemerintah. Jadi posisi Kadin
menjembatani kepentingan-kepentingan dunia usaha,” imbuhnya.
Mungkin, kata Dadan, tempat ini bisa jadi tempat curhat para pengusaha,
karena adanya lonjakan impor yang bisa mengganggu pergerakan perdangan di dalam
negeri.
“Contohnya penggunaan bahan baku baja. Misalnya KS Posco salah satunya
adalah penggunaan kapur, kalau ada kapur di Malingping kenapa harus impor?
Walaupun mungkin ada alasan tertentu, soal kualitasnya,” tuturnya. (*/ril)
0 Comments