Endang Caturwati saat menyampaikan penjelasan kepada wartawan. (Foto: Dade, TangerangNET.Com) |
NET - Direktorat
Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan
Komite Indonesia untuk UNESCO (KNIU) kembali menyelenggarakan Konser Karawitan
Muda Indonesia (KMI) yang kesembilan pada 4
Desember 2015, di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Lantai 1 Kemendikbud,
Jakarta.
Konser ini bertujuan
sebegai gerakan untuk membangun tren baru di dalam kehidupan kawula muda
Indonesia, yaitu membangun kekuatan artistik (minat, dan kemampuan teknik) di
kalangan pemuda Indonesia untuk menyajikan karya-karya musik dengan landasan
kuat pada musik tradisi Indonesia.
Direktur Kesenian
Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjenbud
Kemendikbud) Endang Caturwati mengatakan konser ini adalah sebagai salah satu
upaya melindungi, melestarikan, memanfaatkan, mengembangkan, dan mempromosikan
kesenian ini adalah salah satu upaya melindungi, melestarikan memanfaatkan,
mengembangkan, dan mempromosikan kesenian musik tradisional agar dapat terus
dikenal masyarakat baik lokal, maupun internasional.
"Konser ini diharapkan mampu memotivasi
generasi muda agar terus dapat melestarikan seni tradisi, sebagai salah satu
media efektif penanaman karakter dan jati diri bangsa," ujar Endang kepada wartawan, Kamis (3/12/2015).
Sesuai kesepakatan
nasional pada 1950, kata Endang, musik tradisional Indonesia secara generik
disebut karawitan. Selain itu, konser karawitan untuk mendukung upaya pembinaan
dan pelestarian budaya nasional Indonesia, termasuk karawitan.
Sementara itu, Ketua
Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Arief Rachman menjelaskan generasi muda tidak melupakan akar budaya dan
jati diri bangsa. Konser ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk
menggerakkan tumbuhnya kecintaan para pemuda Indonesia terhadap khasanah musik
warisan bangsa sendiri, dan sebagai upaya pelestarian musik-musik tradisi
bangsa Indonesia agar terhindar dari kepunahan.
Arief menjelaskan sedikitnya
sembilan kelompok penampilan pada Konser Karawitan Muda Indonesia kesembilan,
yang beranggotakan mayoritas anak muda dari seluruh provinsi di Indonesia.
Mereka itu, kata
Arief, Rabab Piaman, Monen Sikayan, Minangkabau, Sumatera Barat (Sumbar), Gong
Waning, Lembaga Nani House, Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rawa Mbojo,
Sanggar Seni Al Hikmah, Rabadompu Timur, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB),
Totobuang Manare, Malucca Bamboowind Ensamble, Ambon, Maluku,
Selanjutnya, sakalemu,
Sanggar Seni Antang Batuah, Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), Yosim
Pancar, Karang Taruna Kamasan Brambaken Ridge Biak, Papua, Angklung Caruk,
Pathok Laraswangi, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), Kobbi Talua, Sanggar Ajuara,
Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Semah Kajang, Pusat Latihan Seni
Sanggam, Kepulauan Riau (Kepri).
"Ada pun konser
ini turut didukung oleh para seniman Indonesia lainnya, seperti I Gusti
Kompyang Raka, Dwiki Dharmawan, dan Jabatin Bangun. Terselenggarannya Konser
Karawitan Muda Indonesia kesembilan adalah bagian dari komiten, dan upaya
berkelanjutan KNIU dalam meningkatkan partisipasi aktif pemuda di dalam
pelestarian kebudayaan nasional," ujar Arief.
Penggasan awal
pelaksanaan Konser Kawawitan Muda Indonesia, Edi Sedyawati berharap konser itu
dapat menjadi pemilik sepenuhnya khasanah karawitan Indonesia, dan turut
berperan konser ini dapat menjadi pemilik sepenuhnya khasanah karawitan
Indonesia, dan turut berperan aktif di dalam pengembangannya. (dade)
0 Comments