Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Bencana Sumatera: Hari Ini Mualem Meneteskan Air Mata, Bukan Tidak Mungkin Besok Angkat Senjata

Gubernur Nangroe Aceh Darussalam (NAD) Muzakir  
Manaf, akrab disapa Mualem meneteskan air mata   
atas penderitaan warganya akibat banjir bandang. 
(Foto: Ist/tvone-news) 


 Oleh: Sulung Nof



BISA JADI, Muzakir Manaf adalah satu-satunya pemimpin kombatan yang lembut sekaligus berkharisma di Indonesia. Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang akrab disapa Mualem itu tetap teguh meski raut wajahnya disayat pilu. 


Memimpin wilayah yang disapu rata oleh banjir bandang dan longsor, amatlah tidak mudah. Karenanya, sejumlah pemimpin daerah angkat tangan lantaran tidak kuasa. Ada pula yang memilih umrah meninggalkan warganya yang dilanda bencana. 


Ketika situasi yang rentan menyulut emosi, di sanalah karakter Mualem teruji. Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama Najwa Shihab yang terkenal dengan pertanyaan pancingan dan jebakan, Mualem pandai mengendalikan diri. 


Najwa ingin mengulik posisi Mualem soal tidak ditetapkan bencana di Sumatera sebagai bencana nasional. Mualem lalu merespons dengan cara dingin. Prinsipnya, kata dia, hanya berusaha dan berdoa. Kemudian, air mata pejuang yang dulu pegang senjata itu meleleh. 


Pemimpin yang membersamai rakyat yang tertimpa malapetaka, pun memanggul bantuan dan logistik di pundaknya, lalu mendengar keluhan dan keresahan warga, dan ketika publik menanti sikapnya, Mualem justru mengucapkan kalimat sakti yang paling esensial. 


"Kalau kita bergantung pada manusia akan kecewa. Kalau kita bergantung kepada Allah, ya kita terima apa adanya," diseka air matanya dengan sapu tangan putih yang terletak di atas sofa. 


Ketika gemuruh mencekam dari suara banjir bandang yang membawa lumpur dan kayu gelondongan sehingga menyapu daratan yang dihuni manusia, kepasrahan dan berserah diri adalah bentuk cinta tertinggi seorang hamba atas ketetapan-Nya. 


Namun demikian, di balik bencana ekologis tersebut jelas ada orang besar dan manusia serakah yang harus dituntut pertanggunganjawabnya di dunia. Dan Mualem paham betul, siapa saja mereka. Namun, sikap menahan diri menuntunnya untuk cermat sebelum bertindak. 


Kesabaran Mualem juga sudah teruji sebelumnya. Sebagaimana diketahui, tempo hari ada peristiwa razia kendaraan pelat BL asal Aceh di Sumatera Utara yang dilakukan oleh menantu orang yang pernah berkuasa. Seolah itu terjadi di sebuah negara bagian.


Mualem menanggapi kalem kejadian tersebut guna menenangkan hati masyarakat Aceh. Sebab di sana tertanam martabat dan harga diri. Tapi sebagai pemimpin kombatan, dia juga beri ultimatum dengan kalimat tajam. 


"Kita wanti-wanti juga, meunyo ka dipublo, tablo (kalau sudah dijual, kita beli). Nyo ka gatai, tagaro (kalau sudah gatal, kita garuk)," ujarnya merespons kelakuan Bobby, seakan ada pedang di lidahnya.


Dengan pembawaan kharismatik dan dingin seperti itu, bukan tidak mungkin Mualem akan melakukan hal yang serupa kepada pemerintah pusat jika bencana di Sumatera tidak mendapatkan atensi super serius untuk segera diatasi.


Hari ini air mata Mualem yang ke luar. Besok-besok, bukan tidak mungkin dia akan angkat senjata jika Aceh hanya dikeruk sumber daya alamnya yang mengakibatkan bencana tapi negara tidak hadir untuk memerhatikan nasib rakyatnya.


Di lubuk hati rakyat Aceh, masih ada luka yang belum pulih akibat status Daerah Operasi Militer (DOM). Jangan sampai luka traumatik yang mulai sembuh pasca bencana tsunami 2004 malah kambuh pasca bencana banjir dan longsor 2025. Sebab, sebagian orang sudah mulai kibarkan bendera GAM.


Syukurlah, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto akhirnya menemui Gubernur Mualem dan gelar rapat terbatas. Orang nomor wahid itu menyimak secara detail daftar permintaan bantuan. Berarti, intelijen di lingkaran Presiden bekerja dengan benar. Dengan begitu, otomatis laporan "Asal Bapak Senang" masuk keranjang sampah. Dan potensi keretakan bangsa diantisipasi lebih awal. (***)


Bandung, 9 Desember 2025.


Penulis adalah pemerhati masalah sosial.




Post a Comment

0 Comments