Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Percepat Turunkan Stunting, Sekda: Optimalkan Intervensi Spesifik Dan Sensitif

Sekda Kota Tangerang Herman Suwarman 
saat memberikan pengarahan. 
(Foto: Istimewa)   


NET - Sekretaris Daerah (Sekda) Herman Suwarman mengatakan pentingnya pengoptimalan intervensi, baik intervensi spesifik maupun intervensi sensitif sebagai upaya percepatan penurunan stunting di Kota Tangerang.

"Termasuk dalam intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi terjadinya stunting seperti asupan makanan, infeksi, status gizi ibu, penyakit menular, dan kesehatan lingkungan,” ujar Sekda Herman saat membuka Rapat Koordinasi (Rakor) Audit Kasus Stunting (AKS) di Aula Al-Amanah Gedung Puspem Kota Tangerang,  Jalan  Satria Sudirman, Senin (26/8/2024).

Sekda merupakan Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Tangerang tersebut menyampaikan intervensi spesifik itu umumnya diberikan oleh sektor kesehatan. Sedangkan intervensi sensitif mencakup peningkatan penyediaan air bersih dan sarana sanitasi,

“Intervensi sensitive, umumnya dilaksanakan di luar Kementerian Kesehatan seperti BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional-red) melalui DP3AP2KB, Dinkes (Dinas Kesehatan-red), Dinsos (Dinas Sosial-red), Perkim (Perumahan dan Pemukiman-red), DLH (Dinas Lingkungan Hidup-red), DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan-red), Disdik (Dinas Pendidikan-red), Kominfo (Komunikasi dan Informasi-red), Dukcapil (Kependudukan dan Catatan Sipil-red) dan lain sebagainya," terang Sekda pada Rakor yang dihadiri oleh Kepala Puskesmas berserta lurah lokus penanganan stunting se-Kota Tangerang.

Herman menjelaskan upaya intervensi tersebut terus dioptimalkan oleh Pemkot Tangerang melalui berbagai program pencegahan dan penurunan stunting yang telah dijalankan.

"Di antaranya adalah Gerakan Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas), Dapur Sehat Anak Stunting (Dashat), PKK, Skrining TBC di Posyandu Engkong Asuh Stunting atau bapak dan bunda asuh yang memberikan bantauan berupa uang, makanan, serta alat antropometri dan juga Satu Telur Satu Minggu (Satesami) oleh para ASN (Aparatur Sipil Negara-red) di Kota Tangerang," ucap Herman.

Herman menerangkan tujuan dilaksanakannya Rakor sekaligus diseminasi AKG adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui penyebab risiko stunting yang terjadi, khususnya di Kota Tangerang.

"Yang kemudian dari hasil identifikasi tersebut dilakukan analisis guna memberikan rekomendasi sebagai upaya pencegahan yang harus dilakukan. Selanjutnya dapat ditindak lanjuti dan dirumuskan strategi-strategi untuk  berbagai upaya perbaikan," ujarnya.

Selain itu, kata Herman, berbagai strategi perlu dioptimalkan. "Di antaranya adalah meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan pelayanan kesehatan, dan meningkatkan akses air minum dan sanitasi, yang semuanya dapat dilakukan melalui optimalisasi intervensi spesifik dan  sensitif," tukas Ketua TPPS Kota Tangerang. (*/pur)

 

Post a Comment

0 Comments