Aktifitas pedagang di Pasar Induk Sayur Tanah Tinggi, Kota Tangrang. (Foto: Istimewa) |
Kepala BPS Provinsi Banten Dody Herlando pada saat rilis
angka inflasi, Senin (3/4/2023) mengatakan terjadi peningkatan daya beli
masyarakat pada Ramadhan ini. Namun hal itu bisa dikendalikan dengan baik,
sehingga angka inflasi yang diperoleh masih cukup baik.
“Bahkan dari 26 kota yang ada di Pulau Jawa, dilihat dari
angka inflasi dari bulan ke bulan (month
to month) Kota Serang mengalami deflasi sebesar -0,14 persen, atau berada
pada posisi kedua terendah setelah Bandung,” katanya.
Sementara itu untuk Kota Tangerang, dari 26 kota yang ada di
Pulau Jawa, berada pada posisi 7 dengan besaran inflasi yang mencapai 0,14
persen. Sedangkan untuk Kota Cilegon berada pada urutan 19 dengan inflasi mencapai
0,32 persen.
“Ini berkat kerjasama yang baik antar sesama Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID),” ujarnya.
Di tengah kondisi permintaan yang cukup tinggi, 10 komoditas
utama bahan kebutuhan pokok di Serang justru mengalami deflasi sepanjang Maret
2023, empat di antaranya yakni komoditas beras dengan nilai deflasi tertinggi
mencapai -0,17 persen, kemudian bawang merah -0,11 persen, daging ayam ras
-0,03 persen dan minyak goreng -0,02 persen.
“Sedangkan untuk YoY daging ayam ras yang paling tinggi
menyumbang angka deflasi sebesar -0,07 persen,” ungkapnya.
Guna memastikan ketersediaan barang kebutuhan pokok
masyarakat selama Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, Pj Gubernur
Banten Al Muktabar bersama jajarannya akan melakukan pengawasan secara
intensif.
Selain itu, Pemprov akan melakukan Operasi Pasar (OP) di
sejumlah titik minimal satu minggu sekali. Berdasarkan pantauan langsung yang
dilakukan Al Muktabar beberapa hari yang lalu, beberapa komoditas baik dari
sisi harga maupun stok masih cukup aman.
“Meskipun terjadi kenaikan, masih pada angka yang cukup
wajar,” kata Al Muktabar.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten
Imaduddin Sahabat menjelaskan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Banten
menyiapkan Rp 3,6 triliun uang baru untuk digunakan penukaran. Dengan mekanisme
penukaran, maka tidak terjadi penambahan uang yang beredar.
“Sebenarnya tidak ada penambahan uang yang signifikan.
Kemarin Rp 3,6 triliun untuk penukaran, yang rusak, yang tidak layak masuk.
Paling mungkin nanti ada THR (Tunjangan Hari Raya), itu pasti akan menambah
uang yang beredar di Provinsi Banten,” ungkapnya.
Dikatakan, pihaknya bersama Penjabat Gubernur beserta
jajaran melakukan pemantauan barang dan harga kebutuhan pokok. Memastikan
supaya stoknya barang kebutuhan pokok aman. Ketika permintaan meningkat, kalau
terpenuhi tidak ada masalah. (*/pur)
0 Comments