![]() |
Aburizal Bakrie dan Bambang Soesatyo pada malam Penghargaan Achmad Bakrie. (Foto: Istimewa) |
"Selamat kepada para penerima penghargaan, antara lain
Nirwan Dewanto kategori Sastra, Mochtar Mas'oed kategori Pemikir Sosial, Erlina
Burhan dan Tonang Dwi Ardyanto kategori Kedokteran, R. William Liddle kategori
Ilmuwan Internasional Berjasa Untuk Indonesia, serta Tim Peneliti Arkeologi
Lukisan Gua Purba Indonesia kategori Sains yang terdiri dari Adhi Agus, Pindi
Setiawan, Basran Burhan, Budianto Hakim, dan Rustan LP Santari. Mereka telah
membuat bangga Indonesia dengan berbagai karya dan pemikiran yang
dihasilkan," ujar Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.
Prof. Dr. M. Mohtar Mas’oed adalah guru besar emeritus pada
Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL),
Universitas Gadjah Mada dengan pengalaman mengajar lebih dari 40 tahun.
Memperoleh gelar Baccalaureat (1973) dan Doctorandus (1975) dari Universitas
Gadjah Mada dan Ph.D. dari The Ohio State University (1983).
Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar
Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi kiprah tokoh pengusaha nasional
sekaligus tokoh bangsa dan Mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, yang
sejak 2003 konsisten menginisiasi penyelenggaraan Penghargaan Achmad Bakrie.
Penghargaan diberikan kepada para tokoh yang dinilai berjasa di bidang
pemikiran kesusastraan, sosial-budaya, sains, dan lainnya.
Bukan hal yang mustahil jika kelak Penghargaan Achmad Bakrie
dari Indonesia bisa menyerupai Hadiah Nobel (Nobel Prize) yang diselenggarakan
setiap tahunnya oleh Swedia.
Sempat tertunda pada 2020 hingga 2021 karena pandemi
Covid-19, pada 2022 ini Penghargaan Achmad Bakrie kembali diselenggarakan,
sebagai bagian memperingati HUT ke-77 Kemerdekaan Indonesia sekaligus HUT ke-80
Kelompok Usaha Bakrie.
Hadir antara lain; Ketua DPR RI Puan Maharani, Menko
Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Perekonomian Airlangga
Hartarto, Menpora Zainudin Amali, Menparekraf Sandiaga Uno, Menteri Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, serta tokoh nasional Aburizal Bakrie dan
Akbar Tanjung.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang
Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan Nirwan Dewanto merupakan penyair,
kritikus seni, sekaligus esais. Nirwan menerima penghargaan atas aneka karya
yang secara sadar membebaskan diri dari batasan sejarah sastra nasional, dan
mengolah khazanah Indonesia dengan cara yang peka pada perkembangan sastra
dunia.
"Sementara Mochtar Mas'oed merupakan seorang ilmuwan
politik dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Beliau menerima penghargaan
untuk kepeloporan pendekatan analisis struktural non-Marxis atas kenyataan
ekonomi-politik di Indonesia dan dunia internasional yang memperkaya khazanah
pemikiran akademik tanah air," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Kepala Badan
Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini
menambahkan, Tim Peneliti Arkeologi Lukisan Gua Purba Indonesia (Sains) yang
terdiri dari Adhi Agus, Pindi Setiawan, Basran Burhan, Budianto Hakim, Dan
Rustan LP Santari, menerima penghargaan untuk rentetan temuan aneka lukisan
figuratif tertua di dunia, di gua purba Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.
Temuan tersebut menggeser paradigma arkeologi Indonesia dan memperkaya
pengetahuan tentang evolusi kognitif di Bumi.
"Erlina Burhan seorang pulmonolog dari Universitas
Indonesia dan Tonang Dwi Ardyanto seorang epidemiolog dari Universitas Sebelas
Maret (Kedokteran) menerima penghargaan untuk sumbangsih sinergis antara bidang
klinis-epidemiologis dan pulmonologis-kesehatan publik yang membantu Indonesia
menghadapi pandemi global Covid-19 dengan hasil yang diujikan oleh dunia
internasional," urai Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila sekaligus Wakil Ketua Umum
FKPPI/Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini mengatakan sedangkan R. William Liddle
merupakan ilmuwan Politik dari Ohio State University Amerika Serikat (Ilmuwan
Internasional Berjasa Untuk Indonesia) menerima penghargaan untuk pengabdian
intelektual sepanjang enam dekade menelaah aneka perkembangan politik dan pelembagaan
demokrasi, disertai kerja membangun generasi baru ilmuwan politik di Indonesia.
"Sejak pertama digelar pada tahun 2003, hingga kini
Penghargaan Achmad Bakrie telah memberikan penghargaan kepada sekitar 80
tokoh/lembaga yang dinilai melahirkan karya luar biasa sekaligus inspiratif,
yang manfaatnya dapat dirasakan langsung bukan hanya oleh masyarakat melainkan
oleh kehidupan bangsa Indonesia. Bahkan tidak sedikit diantaranya meraih
pengakuan hingga lintas bangsa serta melampaui batas-batas negara, sebagaimana
yang sudah diperlihatkan oleh kelima penerima Penghargaan Achmad Bakrie
2022," pungkas Bamsoet. (*/pur)
0 Comments