Wagub Banten Andika Hazrumy. (Foto: Istimewa) |
"Permohonan ini, saya sampaikan mewakili Pemerintah
Provinsi dan masyarakat Banten mengingat kita di Banten, khususnya di Serang,
baru saja mengalami musibah banjir yang skalanya besar dan pertama dalam
sejarah," kata Andika.
Hal itu disampaikan Andika Hazrumy pada peringatan Isra
Mi'raj di Ponpes Jami'atul Ikhwan, Tunjungteja, Kabupaten Serang, Kamis (3/3/2022)
malam. Acara digabung dengan istighasah kebangsaan dan haul masyayikh Nahdlatul
Ulama.
Hadir pada acara tersebut Wakil Ketua PBNU KH Zulfa Mustofa,
Ketua PCNU Kabupaten Serang M Robi IZT, dan Rais Syuriah PCNU Kabupaten Serang
yang juga pengasuh Ponpes Jami'atul Ikhwan KH Tb A Khidori Yusuf. Turut hadir
Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto dan Wakil Ketua DPRD Banten Fahmi
Hakim.
Andika menjelaskan banjir di Kota Serang dan sekitarnya yang
terjadi pada Selasa (1/3/2022) lalu disebabkan oleh intensitas hujan yang
tinggi yang dalam catatan ilmu cuaca disebut sebagai hujan besar siklus 200
tahunan.
Akibatnya, kata Andika, Bendungan Sindangheula yang
menampung air untuk aliran Sungai Cibanten yang melintasi Kota Serang menjadi
kelebihan kapasitas. Kapasitas maksimal Bendungan Sindangheula sebesar 9 juta
kubik. Namun akibat hujan intensitas tinggi yang terjadi mengakibatkan volume
air di bendungan tersebut menjadi 11 juta kubik.
"Nah, kelebihan 2 juta kubiknya itu megalir secara
alami ke aliran Sungai Cibanten," imbuhnya.
Aliran air yang alami itu menjadi persoalan kemudian, kata
Andika, karena badan Sungai Cibanten mengalami penyempitan sehingga tidak mampu
mengalirkan secara aman kelebihan volume air di Bendungan Sindangheula ke muara
sungai di perairan laut Kota Serang.
"Jadi kemarin banyak yang bilang Bendungan Sindangheula
jebol. Bukan jebol itu, tapi kelebihan kapasitas yang sebetulnya jika aliran
sungainya tidak mengalami penyempitan, banjir tidak akan terjadi," ucap
Andika.
Untuk itu, kata Andika, Pemprov Banten telah mendorong agar
Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau Ciujung dan
Cidurian (BBWSC3) sebagai pihak yang berwenang atas Sungai Cibanten, untuk
menormalisasi badan Sungai Cibanten.
"Kami sedang menunggu DED (detail enginering design)
dari BBWSC 3. Nanti tiba pelaksanaanya, kami Pemprov Banten akan mendorong Pemerintah
Kota Serang untuk melakukan penertiban DAS (daerah aliran sungai) di
Cibanten," papar Andika.
Permohonan doa kepada para alim ulama juga disampaikan
Andika kaitannya dengan masih berlangsungnya pandemi Covid-19.
Menurut Andika, pandemi Covid-19 selama 2 tahun terakhir ini
sudah menyebabkan terjadinya multi krisis di berbagai bidang mulai dari sosial,
ekonomi, hingga pendidikan.
"Selain ekonomi yang Pemerintah juga kesulitan, secara
sosial masyarakat juga sekarang menjadi susah. Apa-apa dibatasi. Maka, mari
kita doakan agar pandemi Covid-19 segera berakhir," ujarnya.
Meski begitu, imbuh Andika, ada sedikit kabar gembira
terkait pandemi Covid-19 yang saat ini memasuki gelombang ketiga dengan
keberadaan varian Omicron.
Kata Andika, berbeda dengan gelombang pertama dan kedua
pandemi Covid-19 dengan varian deltanya, pandemi saat ini tidak menyebabkan
angka keterisian Rumah Sakit dan angka kematian meningkat. Meski angka kasusnya
sama-sama meningkat tajam dengan pada saat pandemi Covid-19 gelombang pertama
dan kedua.
"Jadi kalau kata epidemiolog, sekarang ini kita sudah
memasuki masa endemi atau hidup berdampingan dengan Covid 19," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua PBNU KH Zulfa Mustofa yang
bertindak sebagai penceramah mengatakan masyarakat Banten harus bangga dalam
tataran beragama Islam mengingat gurunya guru dari ulama-ulama besar di
Indonesia, bahkan dunia, adalah orang Banten yaitu Syeh Nawawi Albantani.
"Jadi, Banten itu gudangnya tempatnya ulama. Itu yang
harus kita jaga bersama-sama," katanya. (*/pur)
0 Comments