Seorang wanita Tangerang keturunan Tionghoa sedang membuat batik khas Tangerang. (Foto: Istimewa) |
Produksi batik bernuansa Tionghoa ini diproduksi oleh
Kelompok Batik Lentera, sebagai salah satu aktivitas perputaran ekonomi dari
Koperasi Lentera Benteng Jaya (LBJ). “Kami anggota koperasi iya, warga asli
Kampung Tehyan juga iya. Lewat batik bernuansa Tionghoa ini menjadi terobosan
baru untuk lebih mengenalkan kampung kami lebih luas lagi,” ungkap Henny Lim,
Ketua Koperasi LBJ.
Henny menceritakan batik asal Kampung Tehyan asli Kota
Tangerang ini memiliki berbagai motif. Mulai dari lampion, bunga Padma, klenteng,
burung hong, perahu naga, pintu air 10 hingga ikan koi. Dijual dengan ukuran
mulai dari dua meter, dengan harga jual mulai dari Rp100 ribu hingga Rp1 juta
per helainya.
“Warga produksi hampir setiap minggunya, untuk kali ini
cukup intens produksi kita lakukan. Karena lagi ada orderan khusus dari kecamatan
untuk seragam pegawai sepertinya, hampir 40 lembar. Sejauh ini, orderan memang
baru di sekitaran Kota Tangerang saja. Semoga perlahan, pasar kian kenal dan
orderan makin beragam hadir dari daerah lainnya,” harapnya.
Kata Henny, lewat produksi batik ini diharapkan lebih banyak
warga Indonesia yang mengenal Kampung Tehyan atau kebudayaan Tionghoa yaitu
Cina Benteng asli Kota Tangerang. Sehingga, batik Kampung Tehyan kian banyak
yang mengenakan dan bisa bersanding dengan batik-batik tulis lain dari berbagai
daerah yang sudah jauh lebih lama hadir.
“Ayo kita dukung kebudayaan asli Kota Tangerang. Jika
tertarik dengan batik-batik bernuansa Tionghoa kami, bisa datang ke Kampung
Tehyan, atau order ke Koperasi Lentera Benteng Jaya dengan menghubungi nomor
0812-8515-7588,” katanya. (*/pur)
0 Comments