Nursanah, seorang kader kesehatan mendapat penghargaan pada Hari TBC se-Dunia atas kerja kerasnya. (Foto: Istimewa) |
“Dua tahun lebih dilanda Pandemi Covid-19, tak dipungkiri
membuat perhatian pada penyakit lain selain Covid-19 cukup berkurang. Salah
satunya penyakit TB paru ini. Dengan itu lewat momen Hari TBC se-Dunia yang
jatuh pada 24 Maret ini, ayo kembali mengingatkan penyakit TBC juga sama
berbahayanya dengan Covid-19,” ungkap dokter Dini Anggraeni - Kepala Dinas
Kesehatan, Kota Tangerang
Dini menjelaskan hingga saat ini sederet penanggulangan
kasus TBC di Kota Tangerang telah dilakoni. Mulai dari pelayanan TBC resisten
obat di Kota Tangerang, kolaborasi TB HIV dan TB DM, investigasi kontak dengan
peran aktif kader TBC, pembentukan 1.000 kader khusus TBC, standarisasi ISTC
bagi tenaga medis hingga pemanfaatan digital health untuk skrining TBC.
Dokter Dini menjelaskan untuk fasilitas pelayanan TBC di
Kota Tangerang, di antaranya telah ada sembilan laboratorium rujukan tes cepat
molekuler (TCM), 38 Puskesmas yang telah menerapkan DOTS, 32 RS (rumah sakit)
yang menetapkan strategi DOTS, 69 klinik swasta BPJS di antaranya 48 klinik
ber-MOU pelayanan TBC hingga adanya satu RS rujukan TBC kebal obat dan 13 Puskesmas
satelit untuk layanan TBC kebal obat.
“Namun, penanggulangan dan pelayanan ini harus diiringi
dengan kesadaran masyarakat akan kesehatan pada dirinya. Jangan ragu berobat ke
Puskesmas jika mengalami batuk lebih dari dua minggu, untuk mengikuti tes lebih
lanjut. Sehingga, deteksi dini tak hanya dilakukan Petugas Kesehatan skrining
lapangan, namun kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri,” jelas dr Dini.
Kepala Dinas Kesehtan menuturkan masyarakat tak perlu takut atau
ragu untuk berobat TBC di Puskesmas Kota Tangerang. Pasalnya, selain fasilitas
dan tenaga kesehatan yang sudah berstandar penanganan TBC, untuk seluruh
pelayanan dan obat-obatan TBC hingga dinyatakan sembuh dipastikan gratis untuk
masyarakat Kota Tangerang.
0 Comments