Warga saat melintas Jalan Raya Mauk yang sepanjang hari macet lalulintas. (Foto: Istimewa) |
Kondisi lalulintas macet iut dilontarkan oleh Andrea Utomo,
warga Emerald Residence Sepatan (ERS) pada Selasa (18/1/2022). Utomo mengaku
harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam lebih untuk tiba di kantor tempatnya
bekerja.
Padahal dia sudah memperhitungkan berangkat lebih awal
karena Senin, selain menjadi jam sibuk, ditambah dengan sistem WFH (bekerja di
rumah) dianggap sudah berkurang. Dia memprediksi arus lalulibtas bakal lebih
padat.
Ternyata, Andrea mengklaim tetap terjebak macet di tiga
titik, yakni di pertigaan Oja, pertigaan Pasar Sepatan dan di Jembatan Kedaung
wilayah Sepatan Timur perbatasan Kabupaten dan Kota Tangerang.
"Sampai kantor sekitar jam 09.20 WIB. Padahal dari
rumah jam 06.40 WIB," ujar Andrea Utomo kepada wartawan, Selasa
(18/1/2022).
Dia menyayangkan minimnya petugas saat arus kendaraan sedang
padat ramai. Seoalah warga pun dibiasakan oleh kondisi lalin yang macet.
"Yang di pertigaan pasar sepatan dan jembatan tidak ada
(petugas, red), baik dari polisi maupun Dinas Perhubungan," ucap pria yang
biasa disapa Andre ini.
Lalu, persoalan tidak sampai di situ, kondisi pedagang yang
nyaris berdekatan dengan bahu jalan membuat arus kendaraan tidak lancar.
Andre menjelaskan kondisi ini diperparah dengan pengguna
jalan yang tidak taat aturan lalulintas. Tidak sedikit warga yang menggunakan
roda dua mengambil sisi jalan yang berlawanan arah. Akhirnya kemacetan sukar
terurai alias semakin krodit.
"Pedagang jualan juga sudah menyalahi aturan sampai ke
badan jalan. Motor para pembeli parkir juga seenaknya," tuturnya.
Andre berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang
segera mencari solusi karena kerugian akibat macet di Jalan Raya Mauk tidak
hanya untuk akses menuju kantor saja, tetapi distribusi ekonomi serta
kepentingan siswa yang ingin ke sekolah juga mengalami kendala.
Informasi yang berhasil dihimpun dari sejumlah testimoni
warga dan pemberitaan persoalan macet di wilayah yang dilintasi warga menuju
Kota Tangerang, Tangerang Selatan (Tangsel) dan Jakarta ini sudah berlangsung
lama.
Sementara Rudi Rehan, dalam akun youtube pribadi yang sempat
diposting beberapa waktu lalu mengeluhkan soal kesadaran pemilik kendaraan di
Jalan Raya Mauk tersebut.
Angkutan Kota (Angkot) yang melewati trayek Jalan Raya Mauk
dianggap Rudi tidak sabar. Supir mengambil sisi kanan jalan kendaraan yang
berada di depan. Sehingga semakin menambah kemacetan karena dari arah sebaliknya
tidak melewati jalan.
Selain ada sejumlah titik kemacetan, Rudi mengatakan tidak
ada petugas yang mengatur lalulintas saat akses utama itu mengalami kepadatan.
Yakni saat jam aktivitas warga untuk berangkat kerja.
"Ada penumpukan (kendaraan) di Jembatan Sulang.
Seharusnya di jalur ini (Sulang, Sepatan) ada petugas yang mengatur," ucap
Rudi Rehan di akun Youtubenya. (*/rls)
0 Comments