Berita Terkini

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Orasi “Anti Perundungan Dan Kekerasan Seksual” Raih Juara Piala Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat 
menyerahkan piala kepada pemenang lomba. 
(Foto: Istimewa)  


NET – Dengan mengusung tema “Anti Perundungan dan Kekerasan Seksual”, Tim Aman Kesal Unesa, Jawa Timur, meraih juara satu lomba orasi unjuk rasa Piala Kapolri 2021.  

Hal itu disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menutup lomba orasi unjuk rasa Piala Kapolri 2021 guna memperingati momentum Hari Hak Asasi Manusia (HAM) se-Dunia, di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (10/12/2021).

Kapolri Jenderal Listyo mengajak seluruh pihak untuk menciptakan alam demokrasi di Indonesia ke depannya untuk semakin jauh lebih baik lagi. Di antaranya adalah menghargai kebebasan berpendapat dan berekspresi yang dilindungi oleh konstitusi dan perundang-undangan.

"Jadi mari ke depan kita ciptakan alam demokrasi yang lebih baik, kebebasan berekspresi, kebebasan mengkritik, kebebasan berpendapat. Yang memang itu dilindungi oleh Konstitusi dan UU. Dan ini harus kita jaga," ujar Sigit.

Kesuksesan lomba orasi hari ini, kata Sigit, membuktikan Indonesia yang menganut sistem demokrasi, sangat menghargai kebebasan menyampaikan pendapat dan ekspresi dari masyarakat luas.

Mantan Kapolda Banten itu berharap lomba orasi ini dapat direfleksikan kepada seluruh pemangku kepentingan, termasuk Polri, dengan menyerap seluruh aspirasi dari masyarakat.

"Sebagaimana kita sampaikan pada awal, Indonesia secara konstitusi sangat menghargai kebebasan demokrasi. Ini tentunya harus dipahami seluruh masyarakat Bangsa Indonesia. Tentunya juga seluruh pemangku kepentingan, termasuk di dalamnya adalah Polri yang selalu berhadapan setiap hari dengan kegiatan aksi unjuk rasa," ujar Sigit.

Eks Kabareskrim Polri ini memastikan selama penyampaian aspirasi berjalan sesuai aturan dan perundang-undangan, maka personel kepolisian harus memastikan kegiatan itu berjalan dengan baik.

"Tentunya, apabila kegiatan unjuk rasa ini berlangsung sesuai aturan perundang-undangan maka kewajiban bagi seluruh anggota Polri untuk amankan agar pelaksanaan kegiatan penyampaian pendapat di muka umum betul-betul bisa terselenggara dengan baik," ucap Sigit.

Iklim demokrasi di Indonesia, kata Sigit, semakin hari makin baik. Oleh karena itu, tren positif tersebut harus tetap dipertahankan dengan memberikan wadah atau ruang dalam penyampaian pendapat dan aspirasi.

"Saya pesankan di sini adalah, bagaimana kemudian di alam demokrasi makin hari makin baik ini, maka kebebasan menyampaikan ekspresi, kritik, dan aspirasi betul-betul bisa berjalan dengan baik," tutur Sigit.

Sigit menjelaskan penyampaian aspirasi yang baik adalah terlepas dari segala bentuk kepentingan segelintir kelompok yang kerap memanfaatkan situasi dan kondisi. Dengan begitu, penyampaian aspirasi tidak akan terganggu dengan Noise yang dapat menghambat pesan dari masyarakat itu sendiri.

"Akhirnya pesan yang ingin disampaikan dari aspirasi teman-teman justru tidak sampai. Ke depan bagaimana kita buat suasana iklim yang baik di alam demokrasi yang semakin maju ini. Sehingga penyampaian pesan ini betul-betul tersampaikan dengan jernih tidak ada noise. Dengan begitu, para pengambil keputusan, pemangku kebijakan, mendengarkan dengan jelas. Kemudian segera bisa ditindaklanjuti pesan tersebut tanpa terganggu oleh noise-noise tersebut. Ini tentunya menjadi tanggung jawab kita bersama," papar Sigit.

Di sisi lain, dengan disaksikan oleh patung dua Pahlawan Bangsa Indonesia Soekarno dan Mohammad Hatta, Sigit meyakini para peserta lomba orasi yang didominasi generasi muda, dapat menjadi pemimpin ke depannya.

"Di tengah Tugu Proklamasi, disaksikan dua pahlawan kita Bung Karno dan Bung Hatta. Saya meyakini di antara adik-adik semua akan ada calon pemimpin di masa datang. Dan kita yakin, karena saya melihat adik-adik memiliki kemampuan untuk itu," ujar Sigit.

Sigit memuji ide kreatifitas dari para peserta lomba orasi yang telah menuangkan aspirasi dan ekspresinya dalam kegiatan ini. Hal itu membuat dewan juri kesulitan dalam menentukan pemenang.

"Kami sangat berterima kasih kepada seluruh adik-adik yang telah berekspresi, berinspirasi dengan ide-ide kreatif. Sehingga kita semua melihat dalam tayangan gimana penyampaian ekspresi, penyampaian pesan betul-betul menyentuh. Saya lihat semuanya memiliki kualitas sangat baik," ucap Sigit.

Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik mengatakan apresiasi kepada Kapolri yang telah memberikan ruang atau wadah kepada masyarakat menyampaikan pendapat dengan menggelar lomba orasi.

"Terima kasih kepada Bapak Kapolri dan seluruh jajaran serta Kompolnas atas kerjasama yang hari ini kita wujudkan merupakan kelanjutan MoU kita. Mudah-mudahan Polri semakin maju, bangsa kita maju, demokrasi kita semakin maju," ujar Ahmad Taufan.

Ahmad Taufan menyebutkan kegiatan ini diharapkan bisa membuat aparat kepolisian bisa semakin profesional dalam penanganan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa dan masyarakat.

"Karena itu mari kita hormati juga mereka sebagai bagian dari Bangsa Indonesia yang ingin membangun negeri ini. Tentu kita bersama-sama berjanji membangun bangsa kita untuk menjadi bangsa besar, bangsa yang menghormati norma hak asasi manusia dan martabat kemanusiaan serta kemajuan kita bersama," ucap Ahmad Taufan.

Pemenang selanjut: Juara II Tim Sembur Paus dari Nus Tenggara Timur (NTT) dengan tema “Hak Adat Dalam Cengkeraman Negara.  Juara III Tim Pemberantasan Tikus dari Sumatera Barat dengan tema “Koruptor dan Pelakor”.

Juara Harapan I Tim Justisia dari Maluku Utara dengan tema “Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan”. Juara Harapan II Tim Lingkar Hijau dari Sulawesi Selatan dengan tema “Orasi Humanis HAM”. Juara Harapan III Tim Uniba dari Kalimantan Timur yang mengusung tema “Memperingati Hari HAM”. (*/pur)

Post a Comment

0 Comments