![]() |
Ilustrasi test PCR oleh tim medis. (Foto: Istimewa) |
ORANG Indonesia yang harus melakukan tes PCR (Polymerase
Chain Reaction) mengeluhkan tarifnya yang mahal, hingga Rp 900,000. Di lain
pihak, India misalnya, tarifnya cuma Rp 271.000 sampai 1.800 rupee (Rp 345.000)
menurut the Indian Express.
Bahkan Rehman Medical Service menawarkan layanan dengan
diskon 20 persen untuk pelanggan Rehman Travel
Service dan penumpang di 200 maskapai penerbangan menjadi
hanya Rp 97.000. Untuk yang bukan penumpang tak ada diskon.
Termasuk yang mengecam tarif mahal adalah pengacara Hotman
Paris. Dalam unggahannya di medsos, dia mengungkapkan sindiran dan harapannya
kapan harga tes PCR di Indonesia dibuat murah. Dia blak-blakan menyindir rumah
sakit dan klinik "semakin kaya" karena mahalnya tarif tes polymerase
chain reaction.
Di tengah peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia, alat tes
metode PCR yang berperan penting dalam ekstraksi sampel mengalami kerusakan di
berbagai daerah. Kerusakan alat tes PCR yang terbaru terjadi di Laboratorium
Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Kerusakan alat PCR satu-satunya di
Sumatera Barat itu menyebabkan pengujian sampel "lumpuh" hampir 50
persen, dari lima ribu menjadi tiga ribu sampel per hari.
Waktu tunggu hasil tes PCR juga molor, dari satu sampai dua
hari menjadi tiga hingga empat hari. Hal yang sama juga pernah terjadi di
daerah lain seperti di Banten, Kepulauan Riau, Maluku hingga Papua. Dalam
beberapa kasus, kerusakan alat akibat pemakaian yang "terus menerus",
menyebabkan pengujian sampel terhenti sementara.
Tarif tes berbagai negara
Tes PCR di Inggris, situs berita the Guardian memberikan
informasi bahwa harga yang dipatok berkisar antara 20 euro hingga 250 euro,
atau Rp 300 ribu sampai Rp 4,2 juta. Adanya variasi harga tersebut bergantung
pada jenis paket tes yang ditawarkan.
Warga yang ingin melakukan tes di rumah, akan dikirimkan
alat tes beserta instruksinya. Beberapa penyelenggara tes bahkan memberikan
layanan panggilan video dengan tenaga kesehatan (nakes). Jadi, masyarakat bisa
tahu langkah apa saja yang harus dilakukan.
Dikutip dari laman berita the New York Times, biaya tes PCR
di AS rata-rata USD 100 atau setara Rp 1,4 juta. Selain itu, situs resmi
pemerintah Chicago menyebut tes PCR di wilayah biayanya USD 179 atau sekitar Rp
2,5 juta sekali tes.
The New York Times mengabarkan salah satu faktor yang
mempengaruhi tingginya harga tes PCR itu dikarenakan tidak adanya aturan
terkait patokan dana perawatan yang ditetapkan oleh pemerintah. AS memang
membidik biaya perawatan medis yang lebih tinggi 2 kali lipat, dibandingkan
dengan negara lain seperti Selandia Baru dan Inggris.
Pemerintah Singapura, dalam situs resmi Otoritas Imigrasi
dan Pos Pemeriksaan Singapura, memberlakukan tes PCR untuk setiap warganya atau
wisatawan yang berkunjung. Biasanya, tes dilakukan di Bandara Changi dengan
tarif 160 dolar Singapura, sekitar Rp 1,6 juta. Tes PCR juga bisa dilakukan di
pos pemeriksaan Woodlands dan Tuas serta di Terminal Feri Tanah Merah dengan
harga yang sama.
Tarif tes PCR di Thailand dipatok 4.900 baht atau Rp 2,1
juta untuk masyarakat yang ingin melakukan tes pukul 9 pagi. Hasil tes bisa
diambil sore harinya sekitar pukul 16:30. Bagi yang ingin melakukan tes pukul
10 dan 11 pagi serta 1 dan 2 siang, dibandrol 3.500 baht atau Rp 1,5 juta dengan
hasil tes 24 jam kemudian.
Terakhir, pilihan waktu untuk tes PCR adalah antara pukul 2
dini hari hingga 9 pagi seharga 6.500 baht atau Rp 2,8 juta. Hasil tes bisa
diambil keesokan harinya. Kisaran harga tersebut diinformasikan dalam laman
resmi Rumah Sakit Internasional Bangkok, Thailand.
Negeri Jiran Malaysia juga memiliki tarif tes PCR beragam.
Mulai dari 40 ringgit (Rp 136.000) hingga 150 ringgit, atau Rp 510.000. Hal itu
disampaikan melalui laporan yang dipublikasikan oleh Portal Resmi Kementerian
Kesihatan Malaysia. Belakangan, tarif tes PCR di Indonesia turun hingga Rp
650.000. (***)
Penulis adalah pengamat social dan kebangsaan.
0 Comments