Kakek-nenek Marli dan Yanah di depan rumah yang reyot. (Foto: Bambang TR/TangerangNet.Com) |
Hal tersebut dilakukan oleh Baznas dan Dinsos setelah
mendapatkan informasi dari TangerangNet.Com pada Senin, 23 Agustus 2021 ada
tiga orang kepala keluarga miskin yang "Terabaikan" kehidupannya di Kampung
Gunung Jombang.
Seperti diketahui pada Senin (23/8/2021), TangerangNet.Com
menginformasikan terdapat tiga kepala keluarga (KK) yang kondisinya sangat
memprihatinkan. Keadaan keluarga sepasang kakek dan nenek Marli (59) dan Yannah
(54) yang kondisi kehidupannya sungguh-sungguh membuat siapa pun manusia yang
masih memiliki hati nurani akan berlinang air matanya.
Bagaimana tidak, kakek dan nenek tersebut hidupnya di rumah
yang kondisinya sudah mengkawatirkan (mau roboh-red). Kalau orang Betawi bilang
itu rumah kalau kesenggol sama ayam jago saja yang sedang berantem pasti roboh.
Karena hampir seluruh tiang-tiang rumah tersebut sudah hancur dimakan rayap,
belum lagi gentengnya yang pada bocor dan juga dinding tembok rumahnya yang
sudah pada rontok. Pada beberapa bagian sudut rumahnya serta lantainya masih
beralaskan tanah alias belum diplester menggunakan pasir dan semen apalagi
keramik.
Sungguh sebuah pemandangan yang sangat menyedihkan, ternyata
masih ada sebuah keluarga yang miskin di Kota Tangerang Selatan tinggalnya
"Digubuk Derita" seperti judul lagunya penyanyi dangdut Megi Z.
Ibu Dewi Kusrini (43) tetangga kakek Marli yang berjarak dua
rumah di sebelah rumahnya. Rumah kakek Marli dulunya pernah direhab oleh Bupati
Tangerang Ismet Iskandar bersama Wakilnya Rano Karno. Tetapi saat ini
kondisinya sudah tidak terlihat lagi sedikit pun jika rumah tersebut pernah
direhab oleh dua orang besar berpengaruh di Kabupaten Tangerang tersebut.
"Dulu rumah kakek Marli penah direhab sama Pak Ismet
Bupati Tangerang sama wakilnya Rano Karno, tapi sekarang ya kondisinya begini,
sudah gak berbentuk dan sangat memprihatinkan sekali. Tolong ya Pak, beritakan
biar para pemimpin dan wakil rakyat di Tangsel dan para dermawan tergerak
hatinya mau menolong warga yang ada di depan matanya sendiri untuk memperbaiki
rumah kakek Marli dan Bapak Manap yang satunya lagi. Kalau rumah saya mah
alhamdulillah sudah dibantu sama warga di sini mereka pada patungan beberapa
tahun yang lalu," terang ibu Dewi Kusrini, mengisahkan.
Dari pantauan TangerangNet.Com yang datang langsung ke rumah
ketiga warga miskin tersebut pada Selasa, 24 Agustus 2021, Baznas telah
mengirimkan bantuan Sembako kepada ketiga warga miskin tersebut. Hal ini
dibenarkan oleh Ketua Baznas Kota Tangsel KH Endang Saefuddin melalui WhatsApp
pada Selasa (24/8/2021) sore.
"Iya benar Mas, Baznas tadi siang sudah mengirimkan
Sembako kepada tiga keluarga miskin tersebut. Semoga bantuan itu dapat
bermanfaat bagi keluarga tersebut," kata KH. Endang.
Sementara itu, bantuan dari pihak Dinas sosial (Dinsos) yang
dijanjikan oleh H. Salbini selaku Kabid Jaminan Perlindungan dan Jaminan Sosial,
saat menerima audiensi TangerangNet.Com di kantor Dinsos Kota Tangsel pada
Selasa (25/8/2021) pagi. Ketiga keluarga miskin di Kampung. Gunung Jombang
menyampaikan terima kasihnya atas kerjasama pihak media dengan Dinsos dan
berjanji akan segera mengirimkan bantuan Sembako kepada tiga keluarga miskin
tersebut. Namun hingga berita ini diturunkan bantuan Sembako yang dijanjikan
belum juga diterima oleh ketiga warga miskin tersebut.
Padahal berdasarkan informasi dari beberapa rekan awak media
lainnya, bantuan Sembako tersebut sudah dikirimkan dan diserahkan kepada Kasie
Kesos Kelurahan Jombang pada Selasa, 23 Agustus 2021 siang. Akan tetapi dari
laporan para aktivis sosial dan Relawan Tangsel di lapangan hingga Rabu (25/8/2021)
petang, bantuan yang dikirimkan oleh Dinsos dan dititipkan kepada Kelurahan
Jombang, belum juga diberikan kepada ketiga keluarga miskin tersebut. Ada
Apakah?
"Sampai sore ini bantuan Sembako dari Pemkot Tangsel
yang dititipkan kepada Kelurahan Jombang belum diberikan kepada para keluarga
miskin tersebut Pak. Entah kenapa, kami tidak tahu apa masalahnya amanat tersebut
tidak segera diberikan," ujar GL Aktivis Peduli Sosial dan Relawan
Tangsel.
Ketiga warga miskin tersebut saat ini sangat membutuhkan
bantuan modal usaha untuk kembali berdagang "Tape Uli" yang selama
ini menjadi profesi yang mereka jalani.
"Modal mereka habis untuk biaya hidup (makan) karena
mereka tidak dapat lagi berjualan keliling Tape Uli nya ke Jakarta akibat
diberlakukannya PPKM Darurat dan juga PPKM level 4 di Pulau Jawa-Bali. Kasihan
nasib kehidupan keluarga mereka, sudah tidak bisa berjualan lagi, tapi
Pemerintah daerah dan berbagai lembaga
sosial yang ada di Kota Tangsel kurang peka terhadap kehidupan lingkungan
sekitarnya," tandas GL, mengkritik Pemerintah daerah dan lembaga sosial
yang ada di Kota Tangsel. (btl)
0 Comments