Gubenur Banten H. Wahidin Halim sedang meninjau koleksi buku di Dinas Pepustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten. (Foto: Biro Adpim Setda Pemprov Banten) |
Berdasarkan penelitian tersebut juga diketahui bahwa Indeks
Literasi Membaca (ILM) Provinsi Banten juga berhasil naik dimana tahun 2018
hanya memperoleh 3,45 sedangkan untuk tahun 2020 mampu mencapai 8,90. Meski
begitu, seluruh stakeholder Banten masih harus bekerja keras karena angka
tersebut masih masuk dalam kategori kurang.
Selain penelitian yang dikembangkan oleh Perpustakaan
Nasional, Provinsi Banten juga berhasil meraih peringkat ke 8 (delapan) dengan
rata-rata nilai 40,81 dalam Indeks Aktivasi Membaca (Alibaca) yang dikembangkan
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Banten berhasil menjadi provinsi
yang tertinggi se-Pulau Jawa.
Beberapa indikator yang harus ditingkatkan oleh Provinsi
Banten, melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Banten, untuk
menggenjot IKM, ILM dan Alibaca tersebut yakni ketercukupan tenaga
perpustakaan, perpustakaan standar nasional (PSN) dan koleksi buku
perpustakaan. Khusus untuk koleksi buku, saat ini DPK Provinsi Banten baru
memiliki 59.602 judul dengan jumlah 173.207 eksemplar. Untuk mencappai nilai
ILM tinggi, minimal Pemprov Banten memiliki 100 ribu lebih judul buku.
Begitupun dengan Perpustakaan Standar Nasional, DPK Provinsi
Banten dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten untuk melakukan
sertifikasi terhadap perpustakaan-perpustakaan yang ada di sekolah, sehingga
kuantitas perpustakaan berstandar di Banten bisa bertambah dan mampu menggejot
Indeks Pembangunan Literasi.
Saat ini, jumlah perpustakaan yang sesuai standar sampai
dengan Desember 2020 sebanyak 152 perpustakaan yang tersebar di 8
Kabupaten/Kota. Untuk Kota Cilegon sebanyak 19, Kota Serang 16, Kabupaten
Serang 28, Kota Tangerang Selatan 22, Kota Tangerang 25, Kabupaten Tangerang
16, Kabupaten Pandeglang 13 dan Kabupaten Lebak 13.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi
Banten Usman Asshidiqi Qohara mengatakan, naiknya IKM serta indikator lain
dalam kegemaran membaca merupakan kerja keras Gubernur Wahidin Halim dan Wakil
Gubernur Andika Hazrumy, yang didukung seluruh stakeholder, yang berkaitan
dengan layanan perpustakaan.
“Tekad Gubernur dan Wakil Gubernur meningkatkan minat baca,
dilakukan penataan dan kelayakan gedung yang dibangun 3 (tiga) lantai sehingga memungkinkan
adanya berbagai ruangan layanan khusus seperti ruangan khusus anak yang
dilengkapi dengan mainan, ruangan multimedia, ruangan Banten Corner yang
menyediakan koleksi khusus soal Banten, ruang brailer, ruangan arsip, mobil
perpustakaan keliling, mobil pintar, mobil arsip keliling, dan tentu saja ruang
baca yang sangat nyaman bagi masyarakat, serta fasilitas penunjang lainnya
seperti gazebo dan lainnya" kata Usman.
Dengan berbagai fasilitas dan layanan yang dimiliki DPK
Banten, Usman berharap masyarakat bisa memanfaatkannya dan menjadikan Banten
sebagai Provinsi yang Maju, Mandiri,
Berdaya Saing, Sejahtera dan Berakhlakul Karimah sebagaimana visi Gubernur dan
Wakil Gubernur Banten, serta misi ke-3 (tiga) yakni peningkatan akses dan
pemerataan pendidikan.
"Perpustakaan menjadi sektor penting dalam terwujudnya
visi misi pak Gubernur dan pak Wagub. Kita punya berbagai program dalam
mendukung itu misalnya Perpustakaan untuk kesejahteraan, literasi Al-quran,
sindang layang dan lainnya yang menunjang masyarakat untuk menjadi pribadi yang
Maju, Mandiri dan Berdaya Saing,
Sejahtera . " kata Usman.
Usman menjelaskan, perpustakaan berbasis inklusi
kesejahteraan merupakan program yang dirancang dengan pendekatan literasi
kognitif. Salah satunya yaitu program bedah buku yang dibarengi dengan praktik
langsung. Misalnya, bedah buku kerajinan tangan, dimana peserta tidak hanya
membahas persoalan teori atau keilmuannya saja tetapi juga langsung
mempraktikan yang didampingi oleh praktis. Hal ini diharapkan, menjadikan
masyarakat bisa lebih produktif. Dengan produktifitas yang meningkat kata
Usman, diharapkan mampu menjadikan masyarakat Banten yang maju dan berdaya
saing serta menunjang kesejahteraan.
Begitupun dengan literasi Alquran, salah satu program yang
dirancang disesuaikan dengan karakteristik dan budaya Banten yang dikenal
sebagai Provinsi yang religious. Program ini yaitu mengajak masyarakat untuk
kembali membaca Alquran dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, program Sidang Layang merupakan program
dimana masyarakat bisa mengajukan peminjaman buku dalam jumlah banyak dengan
tenggat waktu tertentu. Ini merupakan upaya dalam menyediakan akses bahan
bacaan bagi masyarakat dalam meningkatkan minat baca. "Misalnya, sebuah
komunitas atau taman baca membutuhkan buku yang banyak, bisa berkirim surat ke
kami, kami akan menyediakan bukunya. Setelah tenggat waktunya selesai,
masyarakat harus mengembalikannya dan bisa mengajukan peminjaman yang lainnya.
Ini diharapkan mampu membantu masyarakat dalam mengakses bahan bacaan"
kata Usman.
Terkait dengan masa pandemi covid-19 yang membuat DPK Banten
tidak bisa beroperasi secara maksimal, Usman mengatakan akan terus berusaha
memberikan layanan yang dapat dijangkau oleh masyarakat, serta inovasi-inovasi
lainnya semisal dengan memaksimalkan penggunaaan platform-platform digital.
"Mudah-mudahan kedepan kita bisa membuka layanan tertutup, jadi nanti
masyarakat bisa mengirimkan surat atau catatan
kebutuhan buku, nanti pustakawan yang akan mengambilkannya. Jadi
meskipun selama pandemi ini kita tutup, masyarakat masih tetap bisa mengakses
koleksi yang dimiliki DPK. Sekarang kami sedang mencoba memformulasikan
mekanismenya" kata Usman.
DPK Banten,kata Usman telah memiliki fasilitas perpustakaan
digital yaitu e-banten yang bisa diunduh memalui appstore. Sehingga dimasa
pandemi ini masyarakat masih tetap bisa memanfaatkannya untuk membaca
koleksi-koleksi yang dimiliki oleh DPK Banten.
Untuk saat ini kata Usman, DPK Banten memiliki keterbatasan
dalam memberikan layanan dikarenakan pandemi, meski begitu sebenarnya
masyarakat masih tetap bisa menikmati layanan umum yaitu dengan datang ke DPK
tapi hanya pada kategori tertentu. Misalnya untuk kebutuhan referensi, akses
koleksi brailer dan Banten corner.
"Untuk referensi atau masyarakat yang mengakses koleksi-koleksi
brailer itu kan jumlahnya terbatas, jadi itu masih dibolehkan untuk mengakses
langsung, tentu dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat" tutup
Usman
Dalam data DPK masyarakat
yang saat ini telah terdaftar sebagai
anggota perpustakaan yakni sebanyak 61.229 hingga 30 April 2021. Dengan
jumlah rata-rata pengunjung perharinya yakni 39.127 pengunjung. Sedangkan untuk
kunjungan website yakni 131.370 orang atau 360 perhari. Untuk layanan mobil
perpustakaan keliling yakni 120 titik. Layanan mobil pintar sebanyak 150 titik
dan mobil arsip keliling 100 titik.
Kemudian dalam mendukung minat baca masyarakat Banten,
Pemerintah Provinsi Banten mendorong setiap desa memiliki perpustakaan dengan
memanfaatkan dana bantuan desa dari Pemprov Banten. Hal ini juga sebagai upaya
pemprov dalam pengentasan buta aksara
melalui gerakan literasi.
Dalam progres perencanaan pembangunan yang sudah
direncanakan Pemprov Banten dan telah dituangkan
dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Tahun 2017-2022.
Peningkatan ILM merupakan capaian misi peningkatan kualitas Pendidikan di
Povinsi Banten.(ADV/Biro Adpim)
0 Comments